JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan sejumlah proyek untuk menggenjot pembangunan infrastruktur di Ibukota. Salah satunya adalah rencana pembangunan jalan layang di Semanggi untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rabu (1/7), mengatakan, kemacetan di jalan melingkar di Semanggi, yang menjadi perpotongan antara jalur Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto, semakin parah terutama di belokan menuju jalan melingkar. "Kami ingin membangun jalan di bagian luarnya sehingga kendaraan tidak perlu berputar di dalam lingkaran. Kendaraan bisa langsung berbelok ke kiri dan masuk ke jalan layang," kata Basuki.
Saat ini, jalan layang itu masih dalam tahap perencanaan dan pembuatan desain. Jalan itu direncanakan dibangun hampir setinggi Jalan Tol Dalam Kota. Basuki akan melaporkan rencana tersebut kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan. Proyek ini sudah masuk pembahasan awal di kementerian dan ada dalam perencanaan, tetapi kemungkinan ada beberapa pilihan desain jalan layang.
Kemarin, Basuki bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membahas percepatan pembangunan infrastruktur. Salah satu hal yang akan dibahas adalah proyek jalan layang Semanggi tersebut.
Biaya pembangunan jalan layang diperkirakan Rp 500 miliar. Basuki hendak menawarkan proyek itu pada pengembang swasta. "Kewajiban pengembang (untuk membangun hunian) bisa dialihkan ke sini (jalan layang). Saya sudah bicara dengan pengembang dan beberapa di antaranya ada yang tertarik," ujarnya.
Dana cair
Penyelesaian pembebasan lahan dan pembangunan Jalan Raya Joglo masih jalan di tempat. Warga menanti tindak lanjut Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta. Di sisi lain, dana pembebasan lahan senilai Rp 30 miliar sudah cair.
Rojali (45), Ketua RT 010 RW 003 Kelurahan Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, mengatakan, masih ada tanah milik beberapa warga yang belum dibebaskan. Salah satunya tanah wakaf milik Masjid Jami' Al Mubarok yang berada di tepi Jalan Raya Joglo.
"Warga maunya masjid digeser ke selatan. Nah, di selatan itu adalah tanah milik PT Alfa Goldland Realty," ujar Rojali, saat ditemui, kemarin.
Fredy (29), warga RT 010 RW 003 Joglo, menambahkan, dia merelakan tanah miliknya terkena proyek pembebasan lahan sepanjang 6-8 meter. "Dulu (tahun 2013) pembayarannya sekitar 30% di bawah nilai jual obyek pajak," ujar pemilik toko bangunan itu.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Pembebasan Lahan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Achmad Dahlan menuturkan, dari total 150 bidang tanah yang akan dibebaskan, masih ada 19 bidang tanah yang belum bebas. Sebanyak 16 bidang milik PT Alfa Goldland Realty. Adapun tiga bidang lain milik warga.
Proyek pelebaran jalan sepanjang 1,4 kilometer itu dimulai tahun 2009. Jalan Raya Joglo merupakan jalan penghubung antara Jakarta dan Tangerang. Volume kendaraan yang melintas di daerah ini cukup padat. Apalagi, setelah ada proyek pembangunan Jalan Layang Ciledug-Tendean, sebagian warga mengalihkan rute perjalanannya melewati Jalan Raya Joglo.
Tol Desari
Pembangunan jembatan layang untuk Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) mulai dikerjakan. Jembatan layang sepanjang 1,6 km itu membentang dari Jalan Pangeran Antasari hingga Jalan Andara di Kelurahan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Pembangunan ditargetkan selesai akhir tahun 2016.
Project Manager Badan Usaha Jalan Tol PT Citra Washupputowa Dionisius Widijanto di Jakarta, kemarin, menjelaskan, pembangunan Tol Desari terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pembangunan jalan tol sepanjang 12 km dari Jalan Pangeran Antasari hingga Jalan Sawangan, Depok.
Tahap kedua adalah pembangunan tol sepanjang 9,5 km yang membentang dari Jalan Sawangan hingga Jalan Bojonggede, Kabupaten Bogor. "Pembangunan tahap kedua baru bisa kami kerjakan 10 tahun mendatang," katanya.
Adapun proyek tahap pertama dibagi menjadi dua paket pembangunan, yakni paket Jalan Pangeran Antasari hingga Jalan Brigif (5,8 km) dan Jalan Brigif hingga Jalan Sawangan (6,2 km). Saat ini, pekerja fokus membangun konstruksi jembatan layang sepanjang 1,6 km yang termasuk dalam pembangunan tahap pertama jalan tol.
Jembatan layang membentang dari Jalan Antasari hingga Jalan Andara di Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Puluhan pekerja bahu-membahu mengecor tiang penyangga jembatan layang yang tingginya lebih dari 5 meter. Pekerja juga membangun simpang susun di Jalan Pangeran Antasari serta mengeruk dan meratakan tanah untuk landasan kerja di berbagai lokasi proyek.
Widijanto menuturkan, lokasi yang dipakai untuk pembangunan adalah bidang lahan yang sudah selesai dibebaskan. Dari 70 hektar lahan yang akan dipakai untuk pembangunan, Kementerian Pekerjaan Umum sudah membebaskan 52 hektare lahan milik warga. (DNA/FRO/DEA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News