Industri tekstil serap pengangguran Jateng

Kamis, 08 Juni 2017 | 22:41 WIB Sumber: Antara
Industri tekstil serap pengangguran Jateng


JAKARTA. Industri tekstil yang merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah berkontribusi mengurangi pengangguran dan menciptakan lapangan kerja baru di Jawa Tengah.

"Ini merupakan buah dari relokasi ke Jateng dua tahun lalu. Kita akan terus mengeksplor ini. Makanya tingkat pengangguran di Jateng dan sebagian Jawa Timur menurun drastis," kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat dihubungi di Jakarta, Kamis (8/6).

Ade menyampaikan, program "link and match" yang digulirkan Kementerian Perindustrian juga dijalankan untuk industri tekstil di Sukoharjo, Solo dan Boyolali, karena lulusan SMK maupun SMA di sana hampir seluruhnya terserap.

"Link and match-nya sudah jelas di sini. Hampir bisa dibilang nyaris bekerja semua," tukas Ade.

Untuk itu, industri tekstil setempat akan melanjutkan program pelatihan bagi SDM untuk beri pembekalan dan bersedia ditempatkan di sejumlah daerah kawasan tekstil.

Diketahui, Kementerian Perindustrian bertekad mendorong terciptanya tenaga kerja Indonesia yang terampil sesuai kebutuhan dunia usaha melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

Untuk itu, diterbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.

"Peraturan ini akan menjadi pedoman bagi SMK dalam menyelenggarakan pendidikan kejuruan yang link and match dengan industri. Sedangkan, bagi perusahaan, untuk memfasilitasi pembinaan kepada SMK dalam menghasilkan tenaga kerja industri yang terampil dan kompeten," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Sebagai bentuk implementasi dari Permenperin No.3/2017, Kemenperin telah menunjuk sejumlah industri untuk melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap SMK di wilayah sekitar lokasi perusahaannya, yang dikemas dalam program link and match.

Untuk tahap pertama, direncanakan peluncuran program link and match antara SMK dengan industri tersebut dilakukan di Jawa Timur pada akhir Februari, yang melibatkan sebanyak 50 perusahaan dan 261 SMK.

"Dengan asumsi, setiap SMK akan melibatkan 200 siswa, maka jumlah siswa yang siap diserap oleh sektor industri sebanyak 52.200 siswa," ungkap Menperin.

Di samping itu, lanjut Airlangga, jumlah tersebut juga ditambah melalui program Diklat 3 in 1 (pelatihan sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) yang diinisiasi oleh Kemenperin dengan melibatkan sebanyak 4.500 peserta di wilayah Jawa Timur.

Secara kumulatif, diprediksi akan tercipta sebanyak600.000 calon tenaga kerja yang dapat memenuhi kebutuhan industri pada tahun 2019.

"Langkah ini merupakan bagian dari program nasional yang diharapkan secara masif dapat merevitalisasi kondisi SMK yang ada saat ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan
Terbaru