Peristiwa

Ini Wilayah Paling Panas di Indonesia saat Kemarau, Suku Tembus 37 Derajat Celcius

Jumat, 02 Mei 2025 | 05:35 WIB Sumber: Kompas.com
Ini Wilayah Paling Panas di Indonesia saat Kemarau, Suku Tembus 37 Derajat Celcius

ILUSTRASI. BMKG) menemukan satu wilayah yang mencatatkan suhu tertinggi saat Indonesia mengalami transisi dari musim hujan ke kemarau pada 2025. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


BMKG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menemukan satu wilayah yang mencatatkan suhu tertinggi saat Indonesia mengalami transisi dari musim hujan ke kemarau pada 2025. 

Wilayah tersebut adalah Tanah Merah, Papua Selatan yang mengalami suhu maksimum sebesar 37 derajat Celcius pada Senin (21/4/2025). 

Deputi Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, meski suhu di Tanah Merah tembus 37 derajat Celcius, tingkat kelembapan di wilayah ini sebesar 60 persen. 

“Dengan kondisi kelembapan udara yang moderat, permukaan tanah lebih cepat memanas sehingga suhu udara meningkat tajam,” ujar Andri kepada Kompas.com, Rabu (30/4/2025). 

“Namun, fenomena ini bersifat sementara karena suhu di wilayah Papua Selatan kembali normal dalam beberapa hari berikutnya,” tambahnya. 

Lalu, kenapa suhu di Tanah Merah bisa mencapai 37 derajat Celsius? 

Baca Juga: Kapan Puncak Musim Kemarau 2025? Ini Prediksi BMKG

Kenapa suhu di Tanah Merah tembus 37 derajat Celsius? 

Andri menjelaskan beberapa faktor yang membuat Tanah Merah mengalami suhu tinggi hingga 37 derajat Celsius. Faktor pertama adalah langit di Tanah Merah pada Senin (21/4/2025) dalam kondisi cerah dan tidak banyak awan. 

“Memungkinkan radiasi Matahari mencapai permukaan secara maksimal,” kata Andri. 

Selain itu, Tanah Merah juga mempunyai karakteristik permukaan tanah yang cepat menyerap dan melepaskan panas. 

Faktor terakhir adalah minimnya pergerakan angin sehingga memperparah akumulasi panas di permukaan di wilayah tersebut. 

Berdasarkan laporan BMKG melalui akun Instagram resminya @infobmkg, suhu di Tanah Merah mengalami fluktuasi dalam beberapa hari terakhir. 

Pada Rabu (30/4/2025) hingga Kamis (1/5/2025), suhu yang tercatat di wilayah itu mencapai 33,4 derajat Celsius. 

Suhu tersebut lebih rendah dari periode Selasa (29/4/2025) hingga Rabu (30/4/32025) ketika temperatur di Tanah Merah mencapai 35,5 derajat Celsius. 

BMKG juga mencatat bahwa Tanah Merah mengalami penurunan suhu hingga 33,2 derajat Celcius pada Senin (28/4/2025) hingga Selasa (29/4/2025).

Baca Juga: Indonesia Hadapi Siklon Errol dan siklon 97S, Begini Ramalan BMKG

Berapa besaran suhu yang normal di Indonesia? 

Andri menjelaskan, berdasarkan analisis BMKG terhadap data suhu maksimum harian selama 2024 hingga awal 2025, suhu udara yang mencapai kisaran 35–36 derajat Celsius masih termasuk dalam kategori normal untuk wilayah Indonesia. 

Peningkatan suhu biasanya terjadi pada periode transisi musim, yaitu pada bulan Maret hingga Mei dan September hingga November saat posisi semu Matahari relatif lebih dekat ke ekuator. 

Pada periode tersebut, intensitas penyinaran Matahari meningkat dan diperkuat oleh cuaca yang cenderung cerah pada siang hari. 

“Kombinasi ini menyebabkan suhu maksimum harian naik, meskipun tidak menunjukkan anomali ekstrem dibandingkan catatan historis BMKG,” jelas Andri. 

Ia menambahkan, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia berada dalam periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau. 

Kondisi ini ditandai dengan suhu udara yang terik sejak pagi hingga siang hari kemudian diikuti potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari. 

Baca Juga: Musim Kemarau 2025 Diprediksi Lebih Singkat, Sampai Bulan Apa?

Selain itu, cuaca panas juga dipengaruhi oleh posisi semu Matahari yang berada di dekat ekuator dan terus bergeser ke arah utara dengan posisi deklinasi terakhir tercatat di sekitar 11,2 derajat lintang utara. 

“Posisi ini menyebabkan intensitas penyinaran Matahari di wilayah Indonesia menjadi lebih optimal,” kata Andri. 

Ia menambahkan, gerak semu Matahari akan mencapai titik balik utara pada akhir Juni 2025. Seiring pergeseran semu Matahari, suhu panas yang dirasakan saat ini diprediksi mulai mereda menjelang Juni 2025. 

Bagaimana cara BMKG mendeteksi suhu tinggi 

Andri menerangkan, saat ini BMKG telah mengoperasikan jaringan stasiun pengamatan cuaca dan iklim yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. 

Jaringan diperkuat dengan pengamatan cuaca otomatis, radar cuaca, dan dukungan satelit yang memungkinkan pemantauan cuaca dan iklim hingga skala lokal. 

Kendati demikian, luas dan keragaman geografis Indonesia maupun sebaran alat dan sensor yang ada masih belum sepenuhnya merata untuk mencakup seluruh kondisi cuaca lokal di berbagai daerah. 

Tonton: BMKG Peringatkan Hujan Sangat Lebat Di Provinsi Ini 14-16 Maret 2025

Namun, keterbatasan tersebut dapat diatasi melalui pemodelan cuaca numerik dan kemampuan analisis prakirawan BMKG. 

“Sehingga informasi cuaca yang dihasilkan tetap representatif untuk kebutuhan publik dan pengambil kebijakan,” pungkas Andri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Ungkap Wilayah Paling Panas di Indonesia Saat Kemarau 2025, Suhu Tembus 37 Derajat Celsius"

Selanjutnya: Laba Emiten Orang Terkaya Ke-4 RI Naik Pesat Kuartal I 2025, Apa Sahamnya Layak Beli?

Menarik Dibaca: Ingin Asam Urat Normal? Coba Konsumsi Makanan yang Menghidrasi Tubuh Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru