Jaga stabilitas harga pangan, Gubernur Jateng dan Wamendag pacu kinerja SRG

Kamis, 18 Maret 2021 | 13:39 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Jaga stabilitas harga pangan, Gubernur Jateng dan Wamendag pacu kinerja SRG

ILUSTRASI. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menegaskan, penggunaan teknologi Controlled Atmosphere Storage (CAS) dapat mengoptimalkan implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) seperti di gudang SRG dengan teknologi CAS di Brebes, Jawa Tengah.


AGRIBISNIS -  JAKARTA. Memacu kinerja sistem resi gudang (SRG) di tengah panen raya sejumlah komoditas pangan awal tahun 2021 ini merupakan pilihan rasional. SRG merupakan sistem logistik yang diarahkan untuk menjadi buffer dalam sistem perdagangan. 

SRG berfungsi menyerap komoditas bahan pokok masyarakat saat terjadi panen raya sehingga harganya tidak turun dan sebaliknya menjual produknya ketika terjadi penurunan pasokan sehingga harganya tidak melonjak tajam. 

Baik produsen yaitu petani dan peternak maupun konsumen mendapatkan manfaat berupa harga yang wajar dan tidak fluktuatif. Ini memberikan kepastian usaha bagi ekonomi masyarakat sehingga mereka bisa berproduksi secara berkelanjutan. 

Untuk itu, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengumpulkan 11 Bupati di Jawa Tengah untuk memacu kinerja SRG ini.

Baca Juga: Kemendag resmikan implementasi SRG dengan teknologi CAS di Brebes

Apalagi, beberapa Daerah di Jawa Tengah punya cerita sukses dengan SRG, yaitu Wonogiri untuk produk beras dan Brebes untuk produk bawang merah. Namun masih ada beberapa Daerah yang diberikan bantuan gudang oleh pemerintah pusat belum optimal kinerjanya. Karena itulah Jerry berkolaborasi dengan Ganjar.

“Peran Kepala Daerah sangat besar. Karena itu, dengan bantuan Pak Ganjar kita kumpulkan para bupati agar SRG di daerah mereka yang belum berfungsi sebagaimana mestinya bisa kita berdayakan.” kata Jerry, Kamis (18/3).

Selain Wonogiri dan Brebes, SRG lain di Jawa Tengah ada di 11 kabupaten. Mereka rata-rata menggarap komoditas kebutuhan pokok seperti beras, cabai, dan jagung. Beberapa daerah mulai mengembangkan ke produk lain.

Purwodadi misalnya mulai melirik komoditas kedelai yang permintaan pasarnya besar dan terus meningkat. Sementara Wonogiri mulai membuka wacana untuk mengelola empon-empon yang menopang industri jamu khas Jawa Tengah.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) sendiri hingga Maret 2021 ini telah menerbitkan 392 resi gudang senilai Rp 76,4 miliar. Nilainya diharapkan meningkat sekitar 7% pada tahun ini. Untuk itu, upaya-upaya menggenjot peran stakeholder terus dilakukan. Beberapa waktu lalu misalnya, Jerry menggandeng BRI untuk makin intensif terjun di SRG. BRI memang banyak terlibat dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bank lain di Jawa Tengah yang turut berkolaborasi dengan SRG adalah Bank Jateng dan Bank BJB Tandamata. 

Baca Juga: Pemerintah mendorong penggunaan sistem resi gudang untuk pelaku usaha komoditas

“Kita senang, perbankan makin terlibat dalam SRG. Sistem resi gudang ini memang punya prospek cerah bukan hanya di sisi sosial tetapi juga dari sisi bisnis. Jika dikelola dengan benar, maka aset ekonomi yang dikelola sangat besar karena menyangkut konsumsi keseharian masyarakat,” tambah Jerry.

Selain dengan eprbankan, Kemendag juga bekerja sama dengan lembaga lain seperti Bulog dan PTPN. Kedua BUMN tersebut memang dikenal punya instalasi gudang dan mekanisme produksi dan perdagangan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok. 

Editor: Noverius Laoli
Terbaru