Ia menyebut, jumlah penumpang harian transportasi publik juga meningkat dari 350 ribu penumpang per hari pada 2016 menjadi 1 juta penumpang per hari saat ini.
“Artinya, reformasi transportasi publik yang kita lakukan direspon secara positif oleh masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi,” tutur Gubernur Anies.
Sejalan dengan itu, Jakarta akan terus meningkatkan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan melalui sejumlah proyek investasi potensial.
Baca Juga: Indonesia Perkuat Hubungan Ekonomi Bilateral dengan Eropa
Pemprov DKI Jakarta pun mengundang investor di wilayah UEA untuk berkolaborasi bersama. Beragam proyek ditawarkan mulai dari pengembangan Mass Rapid Transit (MRT), Light Rapid Transit (LRT), Transit-Oriented-Development (TOD), bus listrik hingga Urban Redevelopment Project.
“Angkutan umum antarmoda yang terintegrasi akan meningkatkan konektivitas dan menciptakan peta jalan mobilitas yang lebih komprehensif di seluruh kota. TOD tentu akan mendorong dampak berganda (multiplying impact) pada kegiatan ekonomi berkelanjutan,” jelas Gubernur Anies.
Pemprov DKI Jakarta juga menawarkan pengadaan bus listrik dalam upaya menyediakan transportasi publik yang ramah lingkungan dan nyaman. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta telah mengadakan 30 bus listrik dan Zona Rendah Emisi (Low Emission Zone/LEZ) pada tahun 2021.
“Kami mengundang mitra bisnis untuk bekerja sama dalam pengadaan lebih banyak bus listrik ke depan untuk mengupayakan agar sebagian besar wilayah Jakarta bebas emisi pada 2030,” imbuh Gubernur Anies di hadapan para investor yang hadir baik secara luring maupun daring.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga menawarkan pembangunan Urban Redevelopment Project. Proyek ini merupakan pembangunan kawasan hunian rumah susun (rusun) yang terintegrasi dengan sarana transportasi atau TOD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News