Jalur Trans Sulawesi Gorontalo tertutup longsor

Kamis, 25 Desember 2014 | 21:16 WIB Sumber: Antara
Jalur Trans Sulawesi Gorontalo tertutup longsor

ILUSTRASI. Kemenhub telah menetapkan besaran tarif LRT Jabodebek. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.


GORONTALO. Jalur trans Sulawesi di Kabupaten Gorontalo Utara, tepatnya di Dusun Polato, Desa Molantadu, tertutup longsor sepanjang 2 kilo meter.

Bupati Indra Yasin, Kamis, mengaku, telah turun melihat kondisi jalan utama jalur trans Sulawesi tersebut, yang tidak bisa dilalui kendaraan.

"Longsoran ini cukup parah akibatnya jalur trans Sulawesi di Desa Molantadu untuk sementara tidak bisa dilewati, namun saya sudah meminta bantuan dari Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk mengirimkan bantuan alat berat agar akses jalan segera terbuka," ujar bupati.

Upaya pembersihan jalan dari material tanah dan batu akibat longsor tersebut, sudah dilakukan secara manual mengerahkan masyarakat setempat dibantu aparat TNI Angkatan Udara (AU) namun sangat sulit mengingat banyaknya material tanah yang menutupi jalan.

Bencana tanah longsor kata bupati, juga menimpa warga di Dusun Ginta, Kecamatan Tomilito, serta Dusun Ponelo Dua, Kecamatan Ponelo Kepulauan, mengakibatkan dua rumah rusak parah dan tiga rumah rusak sedang.

Selain membangun tenda-tenda darurat bagi warga korban banjir dan longsor, pemerintah daerah melalui Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara telah menyiapkan makanan siap saji.

"Saya berharap, bencana banjir dan tanah longsor ini tidak terulang lagi, namun warga diimbau untuk tidak menempati rumahnya yang ada di bantaran sungai serta perbukitan untuk menghindari bencana susulan mengingat curah hujan masih sangat tinggi," ujar bupati.

Banjir juga melanda beberapa kecamatan di kabupaten ini, disertai beberapa titik longsor akibat curah hujan yang terjadi sejak Rabu (24/12) pagi.

Ketinggian air rata-rata mencapai 40 senti meter sampai 1 meter, menyebabkan ribuan rumah terendam banjir, seperti di Desa Milango, Bubode, Leyao dan Jembatan Merah di Kecamatan Tomilito.

Desa Masuru, Moluo, Posso Kecamatan Kwandang, Desa Molonggota Kecamatan Gentuma dan beberapa desa di Kecamatan Anggrek.

Bupati mengaku telah mendesak pihak Balai Sungai dan Jalan yang juga menyertainya saat meninjau beberapa lokasi banjir dan tanah longsor, agar pembangunan tanggul dan pengerukan sungai serta peningkatan jalan di 14 titik rawan bencana di kabupaten ini menjadi prioritas pada tahun anggaran 2015 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa

Terbaru