KUTA. Para hacker dari kalangan anak muda di seluruh Indonesia ikut ambil bagian dalam lomba capture the flag. Ini merupakan ajang positif yang diharapkan mampu menjaga keamanan cyber yang dimiliki pemerintah.
"Kegiatan itu berlangsung sejak Senin (21/9) yang bertujuan untuk merangkul potensi hacker muda kita agar ikut menjaga keamanan dunia cyber sehingga tidak disalahgunakan penggunaan teknologi saat ini," kata Ketua panitia Lomba "Capture The Flag", Izza Juandana, di Legian, Kuta, Selasa (22/9).
Acara yang digelar forum CodeBali yang didukung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) itu, memberikan tantangan dan soal-soal kepada hacker muda Indonesia yang memiliki keahlian bidang digital forensik, kriptografi, reverse engineering, steganografi, eksplotasi dan keamanan website.
Peserta bebas menggunakan alat dan metodenya masing-masing, dan tim yang paling cepat menyelesaikan dan mendapatkan skor tertinggi menjadi pemenangnya. "Untuk skor masing-masing soal-soal yang berbeda sesuai tingkat kesulitannya," ujarnya.
Dalam ajang itu juara pertama diraih Tim Cilok Panas dari Id-SIRTII dengan skor 835, disusul tim dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) Dago Cybernesha B dengan skor 810 dan Dago Cybernesha A dengan skor 660.
Aditya Chandra anggota tim Dago Cybernesha A yang berhasil meraih juara ketiga mengatakan dalam lomba itu, timnya berhasil mendapatkan tujuh bendera. "Sebenarnya kami mengerjakan semua soal tapi ketika kodenya dimasukkan hasilnya tidak valid," katanya.
Demikian, Andy Primawan anggota tim Dago Cybernedsha B yang juga mahasiswa S2 elektro ITB mengakui dibandingkan soal-soal pada lomba yang pernah diikuti, untuk lomba saat ini cukup lumayan menyulitkan.
Ade Saputra anggota dari Om Senang Cyber Team (OSCT) dari alumni Ilmu Komputer Universitas Udayana Bali, mengatakan baru pertama kali mengikuti ajang itu dan cukup menarik untuk diikuti.
Selain peserta lokal, lomba tersebut juga diikuti peserta asing, di antaranya dari kelompok mahasiswa Universitas Kyoto Jepang yang menamakan dirinya tim Caberawit. "Ya agak susah juga. Tim kami ternyata hanya bisa menemukan dua bendera," kata Hiroki Okada.
Selain lomba "Capute The Flag" terdapat sejumlah kategori lomba diantaranya The best single person team yang dimenangkan oleh tim Caberawit asal Jepang.
Kategori The best insipire team dimenangkan tim Jenggirat Bali, kategori The best crypto dimenangkan tim Cerberus Bali, kategori stegano dimenangkan oleh tim Sandatindo Bali.
Kemudian, kategori The best web diraih tim Edelweis Jakarta dan The best revers dimenangkan tim attack of defense Denpasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News