Jateng punya kasus corona aktif tertinggi di RI, ini kata Ganjar Pranowo

Rabu, 25 November 2020 | 06:01 WIB Sumber: Kompas.com
Jateng punya kasus corona aktif tertinggi di RI, ini kata Ganjar Pranowo

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tak memungkiri adanya peningkatan kasus corona di Jawa Tengah. Tribunnews/Irwan Rismawan


VIRUS CORONA - SEMARANG. Angka kasus aktif virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah kian meningkat. Hal ini tidak dipungkiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurutnya, tingginya kasus positif di Jateng disebabkan karena gencarnya tes Covid-19 yang dilakukan hingga melibihi target WHO.

Ganjar menyebut tes PCR di Jateng sebanyak 1.416 orang per 1 juta penduduk per minggu sudah melebihi target WHO sebanyak seribu orang per satu juta penduduk.

"Bahwa ada peningkatan betul dan ada peningkatan tes kita juga betul. Jadi kalau tes kita itu sudah melebihi dari target WHO sudah cukup tinggi," kata Ganjar saat ditemui di kantornya, Semarang, Selasa (24/11/2020).

"Misalnya saya sebutkan, pada minggu keempat Oktober tes PCR Jateng 625 per 1 juta penduduk, naik menjadi 809 per 1 juta penduduk pada minggu 1 November dan sekarang mencapai 1.416 per 1 juta penduduk pada minggu ke-2 November," jelasnya.

Baca Juga: Per Selasa (24/11): Kasus corona Indonesia capai 506.302, taati protokol kesehatan

Selain itu, Ganjar mengakui terjadi perbedaan data tingginya angka kasus aktif kasus virus corona di Jateng yang diumumkan oleh Satgas Covid-19 pusat. Satgas Covid-19 pusat mencatat penambahan kasus aktif Covid-19 di Jateng pada Senin (23/11/2020) sebanyak 10.494 orang. Sementara, kasus aktif Covid-19 di Jateng hingga Selasa (24/11/2020) tercatat sebanyak 7.463 kasus.

Ganjar juga menyatakan, angka kasus aktif di Jateng tertinggi nasional dikarenakan delay input data.

“Makanya saya agak kaget itu karena kita katanya paling tinggi begitu, tapi kalau saya lihat datanya kok tidak sama begitu ya. Jadi kita coba cek ya karena ada angka yang disebutkan itu kita belum sampai ke sana. Setelah kita cek ternyata angka-angka itu angka-angka delay," tegasnya.

Baca Juga: Aplikasi pre-order vaksin Covid-19 secara mandiri sedang dikembangkan

Ganjar menduga, delay data itu disebabkan karena proses input data tidak dilakukan melalui satu sistem. "Padahal kalau mengisinya hanya satu di new all record system itu sebenarnya semua clear mestinya," ujarnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru