Jelang KAA, Bandung gelar pameran lentera

Kamis, 16 April 2015 | 13:22 WIB Sumber: Antara
Jelang KAA, Bandung gelar pameran lentera

ILUSTRASI. Industri penerbangan nasional kembali dihantam tantangan kenaikan harga avtur dan tren pelemahan kurs rupiah. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/YU


BANDUNG. Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga Disparbud Jawa Barat akan menggelar "Pernak Pernik Lentera" bertema "Cahaya Dunia Dari Masa ke Masa" dalam rangka peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika di Bandung, 20-24 April 2015.

Kegiatan yang akan digelar di Festival Citylink Mall Lantai Jalan Peta Kota Bandung itu akan akan menampilkan sebanyak 60 koleksi lentera dan lampu tradisional, disesuaikan dengan HUT KAA yang Ke-60.

"Kegiatan pameran khusus berupa Pernak Pernik Lentera ini sebagai upaya untuk menambah khasanah pengetahuan tentang lampu-lampu hasil kreativitas dan inovasi para pengrajin," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Nunung Sobari didampingi Kepala Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga Sajidin Aries, Kamis (16/4).

Tema "Cahaya Dunia Dari Masa ke Masa" merupakan motivasi gambaran Bandung Spirit atau Dasasila Bandung, yang mencerminkan komitmen bangsa-bangsa untuk mempraktikkan toleransi dan kedamaian hidup satu sama lain antarbangsa di Asia Afrika.

Menurut dia, ajang itu lebih mendekatkan museum kepada masyarakat sekaligus lebih memperkenalkan dan menggali nilai kearifan tradisional serta filosofi jenis-jenis lampu serta pernak pernik lentera dan lampu tradisional.

Pihaknya mengemban tujuan mengembangkan karya seni dan artistik pernak pernik lentera koleksi museum dari masa ke masa. Dengan adanya pameran itu juga diharapkan akan meningkatkan daya tarik dan jumlah pengunjung ke museum.

Dalam sejarah perkembangannya alat penerang sangat diperlukan oleh manusia. Manusia memerlukan cahaya untuk melakukan segala aktivitasnya. Sejak itu, manusia memanfaatkan api sebagai sumber cahaya buatan dengan perangkatnya yang kemudian disebut alat penerang.

Tahapan alat penerang mengalami kemajuan teknologi secara bertahap, mulai dari yang tradisional (nonelektrik) hingga modern (elektrik).

"Sejak munculnya alat penerang modern (elektrik), alat penerang tradisional (nonelektrik) tergeserkan di kalangan masyarakat luas," katanya.

Bila diamati, kata dia, alat penerang tradisional merupakan hasil kreativitas putra bangsa yang harus dihargai dan dibanggakan, karena di dalamnya terkandung nilai artistik, teknologi berbasis kearifan local, serta memiliki maknal simbol tersendiri.

Dalam kegiatan ini juga akan digelar lomba lukis untuk pelajar, pegelaran kesenian, workshop tentang melukis lampion atau lampu tradisional dan disediakan doorprize bagi para pelajar.

"Ini sebagai salah satu tujuan agar museum lebih dekat para pelajar serta sebagai wujud peran Museum Negeri Sribaduga dalam memperingati HUT KAA ke-60," kata Nunung. (Syarif Abdullah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru