Jepang ingin ikut operasikan Pelabuhan Patimban, begini kata pengamat

Senin, 08 Februari 2021 | 20:56 WIB   Reporter: Venny Suryanto
Jepang ingin ikut operasikan Pelabuhan Patimban, begini kata pengamat

ILUSTRASI. Pelabuhan Patimban. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.


PELABUHAN - JAKARTA. Konsorsium Patimban yang beranggotakan PT CT Corp Infrastruktur Indonesia (CTII), PT Indika Logistics & Support Services (ILSS), PT U Connectivity Services (UCS) dan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), resmi ditetapkan oleh pemerintah sebagai pemenang tender proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. 

Operasional Pelabuhan Patimban nantinya akan dibagi menjadi dua area terminal yakni Terminal Kontainer dan Terminal Kendaraan. Masing-masing ditargetkan bisa beroperasi pada November 2021 dan di tahun 2024 mendatang. 

Adapun, pemerintah Jepang juga meminta Indonesia membentuk operator bersama antara kedua negara untuk mengelola Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat.

Pengamat Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Raja Oloan Saut Gurning melihat hingga saat ini perkembangan pelabuhan patimban sudah mulai bergerak langsung langsung dengan pengorganisasian konsorsium yang didukung pemerintah lewat regulator Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). 

“Menurut saya ini masih tahap awal, kita belum tahu rencana selanjutnya,” katanya kepada KONTAN, Senin (8/2). 

Baca Juga: Konsorsium Patimban targetkan pengoperasian terminal kendaraan pada November

Adapun, operasional untuk terminal kendaraan ia melihat sudah mulai dilakukan dan sudah ada rencana layanan armada penyeberangan yang mengangkut berbagai unit kendaraan, alat berat dan suku-cadang. “Tahun ini sepertinya jasa unit kendaraan akan semakin intens baik dari aspek jadwal, frekuensi serta berbagai rute angkutan kendaraan luar negeri dan domestik,” ujarnya. 

Sementara, untuk rencana terminal kontainer, ia menilai di periode saat ini khususnya dalam fase usaha penyediaan konstruksi, dermaga terminal kontainer dan lapangan penumpukan perlu didukung oleh strategi dan kemampuan konsorsium untuk mulai merancang layanan jasa atas trafik armada kapal kontainer atau komoditas berbasis kontainer. 

Ia bilang, dengan adanya penyediaan konstruksi maka  dapat dieksplorasi untuk pelayanan sehingga tidak hanya hinterland sekitar Patimban khususnya Jakarta, Jawa Barat dan mungkin Jawa Tengah namun juga potensi pangsa foreland yang berada di wilayah lain seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan wilayah Indonesia lainnya. 

Adapun terkait operator yang telah ditunjuk pemerintah diharapkan dapat bekerja sama dengan perusahaan Jepang guna membentuk sebuah konsorsium joint operator Indonesia-Jepang untuk mengelola di Pelabuhan Patimban. Ia menilai, sampai saat ini belum terlihat jelas entitas dan bidang mana yang menjadi ketertarikan Indonesia. 

Namun menurutnya yang sangat potensial dan kemungkinan besar untuk menjadi partner dari negeri sakura itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur produsen dan distributor kendaraan. 

“Akan lebih efektif jika entitas Jepang lebih berpartisipasi pada ketersediaan kargo yang akan menjadi orientasi penting layanan termasuk membangun kawasan industri nilai tambah yang akan menjadikan Pelabuhan ini akan lebih berkelanjutan,” tutupnya. 

Selanjutnya: Kata pengamat terkait keinginan Jepang untuk gabung operasikan Pelabuhan Patimban

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru