Jokowi: Banjir Jakarta terjadi karena terkendala masalah pembebasan lahan

Kamis, 02 Januari 2020 | 12:41 WIB   Reporter: Handoyo
Jokowi: Banjir Jakarta terjadi karena terkendala masalah pembebasan lahan

ILUSTRASI. Banjir di Harapan Baru Pejuang, Kota Bekasi


BANJIR - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, banjir di ibu kota dan sekitarnya awal tahun ini paling parah terjadi di empat Daerah Aliran Sungai (DAS) di DKI Jakarta, yakni DAS Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter. 

Melalui akun media sosialnya, twitter @jokowi, fanpage facebook dan akun instgram yang diunggahnya beberapa saat lalu, Presiden Jokowi menyampaikan, untuk penanganan darurat bersama pihak terkait, telah difungsikan pompa, karung pasir, bronjong dan tanki air agar kawasan dan prasarana publik terdampak dapat segera berfungsi kembali. 

Baca Juga: Banjir dera kawasan Jabodetabek, Pertamina pastikan distribusi BBM dan LPG aman

Menurut Presiden, pembangunan prasarana pengendalian banjir pada keempat sungai itu terkendala sejak tahun 2017 karena masalah pembebasan lahan. “Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya, sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 km,” tulis Presiden Jokowi dalam akun media sosialnya itu. 

Sementara pada hulunya tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik mendekati 45%. 

Baca Juga: Faktor ini yang mengakibatkan potensi hujan ekstrem di Indonesia

“Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020,” jelas Presiden. Sementara percepatan pelaksanaan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, sedang berlanjut. 

“Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1.200 meter,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .
Terbaru