JAKARTA. Irianto Lambrie, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) mengatakan pemerintah pusat sudah memberikan banyak sokongan demi menyukseskan Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) di Tanah Kuning.
“Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pekerjaan Umum (PU) telah memberikan dukungan baik dari segi anggaran maupun kebijakan untuk percepatan pembangunan ini,” ujarnya usai pertemuan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kemenhub, Senin (24/7).
Ada beberapa industri besar yang sudah mulai melirik untuk berinvestasi di Kaltara. Beberapa sudah mulai melakukan studi kelayakan (feasibility study). “Seperti Hyundai yang sedang studi kelayakan bikin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Malinau, 400-600 megawatt (MW),” ujar Irianto.
Selain itu, tahun ini sedang dibangun bendungan pertama di Sungai Kayang untuk PLTA, besarannya 900 megawatt. Irianto menjabarkan, pengelolaan PLTA di sungai tersebut akan dipegang oleh PT Kayang Hydro Energy. Harapannya akan dibangun 4-5 bendungan dalam 20-25 tahun mendatang dengan output 9.000 MW.
Namun, Irianto mengaku kesulitan merinci nilai investasi di kawasan tersebut. Ia hanya memberikan gambaran, proyek pembangkit 1 MW saja nilainya US$ 3 juta. "Kalau proyek 9.000 MW dalam 20 tahun tentu nilainya bisa US$ 27 miliar. Itu baru satu PLTA belum seluruh kawasan industri,” urainya.
Selain sektor energi, KIPI di Kaltara akan diisi oleh ragam industri mulai dari baja sampai petrokimia. “Untuk petrochemichal kami punya penyokong dari pabrik sawit yang jumlah 15 sampai saat ini,” sebut Irianto.
Pemerintah Kaltara mengaku sudah menyiapkan kawasan seluas 25.000 hektare yang sudah masuk peraturan tata ruang provinsi. Di mana saat ini telah disahkan pemerintah sebagai tata ruang nasional untuk kawasan industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News