BANDUNG - Kota Bandung menyelenggarakan Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan Tahun 2017 kemarin (26/8) yang dihadiri pula oleh Presiden Joko WIdodo dan Ibu Negara Iriana.
Setelah menempuh perjalanan sejauh 2,2 km dari Gedung Sate, Presiden Joko Widodo yang menggunakan Kareta Pancasila berhenti dan kemudian menyaksikan karnaval dari Taman Vanda Bandung.
Presiden dan rangkaian karnaval yang bertolak dari Gedung Sate pada pukul 14.20 WIB itu tiba di Taman Vanda pada pukul 15.30 WIB.
Presiden yang mengenakan beskap ungu dan 'iket' kepala Makuta Sinatria serta kudjang naga salapan lobang didampingi Ibu Iriana yang tampil anggun dengan kebaya berwarna ungu menyaksikan karnaval dari podium yang telah disediakan.
Para peserta karnaval tersebut kemudian melanjutkan perjalanan hingga alun-alun Bandung yang berjarak 3 km dari Taman Vanda sehingga total jarak yang ditempuh oleh peserta karnaval adalah 5,2 km.
Selain menyaksikan karnaval, Presiden juga mempersilakan warga Bandung yang berada di taman tersebut untuk berfoto dengan dirinya. Dalam kesempatan tersebut, Presiden dan Ibu Iriana pun sempat berfoto bersama dengan beberapa peserta karnaval.
Pukul 17.30 WIB, setelah seluruh peserta melewati Taman Vanda, Presiden dan Ibu Iriana meninggalkan lokasi tersebut untuk melanjutkan perjalanan menuju Pangkalan TNI AU Husein Sastranegara Bandung.
Di Husein Sastranegara, Presiden dan Ibu Iriana sempat berfoto bersama dengan semua perangkat Kepresidenan.
Sementara itu dalam kesempatan terpisah, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjelaskan, berbagai potensi yang ada dalam kegiatan karnaval kemerdekaan kali ini salah satunya adalah membangun nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat Tanah Air.
"Yah banyak sekali, yang jelas ini sebagai basis budaya yang luar biasa dengan kekayaan kita. Kemudian ini membangun kekuatan sosial yang luar biasa seperti solidaritas, toleransi, dan lain-lain, tapi jangan lupa juga politik," ujar Pratikno dalam keterangan tertulis yang KONTAN terima pada Minggu (27/08).
Senada dengan Pratikno, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan bahwa keberagaman merupakan potensi dan juga kunci pengembangan pariwisata. "Tidak ada negara di dunia ini seberagam Indonesia. Tapi kita jangan tenggelam pada keberagaman budaya tanpa mengelola dan mengawasinya," ucap Triawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News