Kata Hippi DKI atas seruan Anies Baswedan penutupan perkantoran

Minggu, 22 Maret 2020 | 20:31 WIB   Reporter: Vendi Yhulia Susanto
Kata Hippi DKI atas seruan Anies Baswedan penutupan perkantoran

ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Senin (17/2/2020).


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengakui, meski berat bagi dunia usaha tetap mendukung seruan Gubernur untuk menerapkan work from home dalam rangka peran serta dunia usaha dalam memutus mata rantai penyebaran virus corona. Namun, pihaknya akan terus mendukung seruan tersebut.

"Sebenarnya sejak tanggal 16 Maret dunia usaha telah melakukan work from home sekitar 50-60% staf dan karyawan sudah bekerja dari rumah, yang masuk hanya bagian-bagian yang melakukan pelayanan langsung kepada customer atau pelanggan," kata Sarman ketika dikonfirmasi, Minggu (22/3).

Ia menyebutkan, dengan adanya seruan yang baru dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tentu dunia usaha akan lebih menambah lagi jumlah karyawan/staff yang bekerja dari rumah. Bisa mencapai 80% bahkan jika memungkinkan bisa mencapai 90 % sampai 100% sesuai urgensi masing-masing perusahaan.

Baca Juga: Gubernur Anies serukan penutupan kantor, BEI: selama BI buka, bursa tetap buka

"Jam kerja juga sudah dikurangi, apalagi para pengelola gedung di kawasan Sudirman misalnya, sudah melakukan kebijakan kepada para tenant jam kantor hanya jam 08.00 s/d 15.00," ujarnya.

Yang terang, lanjut Sarman, pengusaha mendukung penuh program pemerintah agar wabah virus corona ini segera berakhir sehingga aktivitas bisnis dan perekonomian dapat normal kembali. Sebab, kondisi dunia usaha saat ini sangat tertekan di semua sektor.

Ia menyebutkan, dengan mengurangi aktivitas kantor selama 14 hari tentu produktivitas usaha tidak maksimal. Namun pihaknya tetap mengedepankan bahwa keselamatan masyarakat, staff dan karyawan di atas segala-galanya.

Baca Juga: Cegah virus corona, perusahaan harus terapkan bekerja dari rumah hingga 5 April

Sarman mengatakan, dari sisi kerugian cukup besar sekali karena semua sektor usaha terkena. Jika berkaca pada krisis ekonomi 1998 hanya perusahaan besar yang terimbas. Sedangkan, UMKM sebagai penopang dan penyelamat.

"Namun dampak virus corona ini dahsyat, UMKM juga sangat terpukul. Kalau ditanya kerugian yang sangat-sangat besar dan pasti di angka triliunan dan perlu perhitungan yang cermat. Mulai dari kerugian di sektor pariwisata dan turunannya, transportasi dan logistik, perdagangan, UMKM, dunia industri manufacturing, pusat hiburan, kuliner dan lainnya. Semoga badai ini cepat berlalu," kata Sarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru