TASIKMALAYA. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Kundang Sodikin mengatakan, sesuai pendataan sampai akhir bulan Agustus ini, nilai kerugian akibat kemarau panjang di wilayahnya telah mencapai angka Rp 8 miliar.
Angka kerugian ini sebagian besar dialami para petani yang lahan pesawahannya mengalami gagal panen atau puso. "Sampai kemarin, angka kerugian akibat bencana kemarau sudah mencapai Rp 8 miliar. Itu dialami para petani yang lahannya kekeringan dan mengalami gagal panen dan tanam karena kekurangan air," kata Kundang di Setda Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (21/8).
Selain jumlah kerugian itu, kata Kundang, Pemkab Tasik pun membutuhkan anggaran sekitar Rp 6 miliar untuk pengadaan air bersih. Sebab, selama kemarau terdapat 96 titik daerah di wilayah itu yang rawan air bersih, dan membutuhkan bantuan.
Kini, hampir setengah dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekeringan. Dari 39 kecamatan seluruhnya, 26 kecamatan dinyatakan darurat air di musim kemarau ini. "Sudah setengahnya wilayah di Kabupaten Tasikmalaya mengalami kekeringan. Sekarang saja sudah 26 kecamatan yang sudah darurat air," kata Kundang.
Menurut Kundang, kondisi itu sudah dilaporkan ke BPBD Provinsi Jawa Barat dan BNPB. Kundang berharap warga di wilayah tersebut mendapatkan prioritas bantuan air bersih. (Irwan Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News