Peristiwa

Terjadi Lagi, Pelajar Banggai Keracunanan Makananan MBG, Cek Cara Pertolongan Pertama

Jumat, 19 September 2025 | 05:18 WIB
Diperbarui Jumat, 19 September 2025 | 05:20 WIB
Terjadi Lagi, Pelajar Banggai Keracunanan Makananan MBG, Cek Cara Pertolongan Pertama

ILUSTRASI. Kembali Lagi, Pelajar Banggai Keracunanan Makananan MBG, Cek Cara Pertolongan Pertama


Reporter: Adi Wikanto  | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus anak keracunan makanan di program makan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi. Terbaru, keracunan makanan terjadi Kepulauan Banggai, Sulawesi Selatan. Untuk pertolongan pertama, berikut cara mengatasi anak keracunan makanan.

Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 251 siswa dari tingkat SD hingga SMA di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala keracunan usai menyantap sajian dari program MBG, Kamis (18/9/2025). Data RSUD Trikora Salakan mencatat 78 siswa masih menjalani perawatan intensif.

Pihak rumah sakit sebelumnya telah mengizinkan 173 siswa untuk pulang setelah mendapatkan penanganan medis. Namun, puluhan siswa lainnya masih harus diobservasi selama 1x24 jam karena mengalami gejala yang lebih berat, seperti sesak napas, bengkak di wajah, gatal-gatal, hingga mual dan muntah.

Baca Juga: Viral! Tutut Soeharto Gugat Menkeu Usai Dilarang Ke Luar Negeri, Ini Profilnya

Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan bersama para pemangku kepentingan telah mendirikan tenda darurat di halaman RSUD Trikora Salakan untuk menampung lonjakan pasien.

Para siswa yang menjadi korban berasal dari enam sekolah berbeda, yaitu:

  • SMA 1 Tinangkung
  • SMK 1 Tinangkung
  • SDN Tompudau
  • SDN Pembina
  • SDN Saiyong
  • MTS Alkhairat Salakan

Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan bersama pemangku kepentingan terkait bergerak cepat merespons lonjakan pasien. Mereka mendirikan sebuah tenda darurat di halaman RSUD Trikora Salakan sebagai lokasi tambahan untuk perawatan dan observasi para siswa yang terus berdatangan.

Pihak kesehatan memberlakukan kebijakan observasi selama 1x24 jam untuk memastikan kondisi para korban stabil.

Tonton: Erick Thohir Diangkat Jadi Menpora, Ini 3 Nama Calon Plt Menteri BUMN

Cara mengatasi keracunan makanan

Dilansir dari website Puskesmas Penimbung, Lombok Barat, keracunan makanan sebaiknya memperoleh penanganan secara optimal dari dokter atau layanan kesehatan. Bila seseorang mengalami keracunan makanan, penting untuk mengetahui langkah pertolongan pertama pada keracunan makanan yang bisa dilakukan sebelum mendapatkan penanganan medis:

1. Istirahat dan Hidrasi

Korban keracunan makanan harus beristirahat dan menghindari aktivitas berat. Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika mengalami muntah atau diare. Cairan yang baik meliputi air, larutan elektrolit atau rehidrasi oral.

2. Hindari Makanan dan Minuman Tertentu

Hindari makanan tertentu, seperti makanan padat, pedas, berminyak sampai dan diare berhenti. Hindari juga minuman berkafein, minuman beralkohol, susu dan minuman asam. Dan carilah makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak seperti bubur, kentang atau pisang. Disarankan untuk mengomsumsi air jahe, karena dapat membantu meredakan gejala keracunan yang dialami serta air jahe dapat menenangkan saluran pencernaan.

3. Jangan Memaksa Muntah

Jika korban tidak muntah secara alami, jangan memaksanya untuk muntah karena dapat memperburuk kondisi.

Bila korban muntah secara alami, pastikan untuk menghindarai korban muntah dalam posisi berbaring. Tegakkan badan korban keracunan agar muntah tidak masuk ke saluran pernapasan serta tundukkan kepala untuk mencegah tersedak dan muntah kembali ke tenggorokan.

4. Hindari Korban Dehidrasi

Segera tingkatkan asupan cairan bila muncul tanda-tanda dehidrasi dari korban keracunan. Biasanya tanda dehidrasi tersebut dapat berupa bibir kering, rasa sangat haus dan jarang buang air kecil.

5. Gunakan Obat yang Tersedia

Obat anti-diare atau anti-mual dapat digunakan untuk meredakan gejala keracunan. Namun akan lebih baik untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum dikonsumsi.

Keracunan makanan atau minuman merupakan salah satu kondisi yang berbahaya. Walaupun sudah dilakukan upaya pertolongan pertama pada korban keracunan makanan, tetap bawa korban ke layanan kesehatan agar mendapatkan penanganan medis profesional yang optimal.

Apalagi bila korban mengalami beberapa kondisi, seperti diare berlangsung lebih dari 48 jam, terdapat darah dalam muntah atau tinja, demam tinggi (di atas 38,5°C atau 101,3°F), muncul gejala dehidrasi parah serta gejala neurologis seperti penglihatan kabur, kelemahan otot atau kesulitan bicara.

Baca Juga: Harga Mobil Listrik Polytron Murah, Bisakah Mengalahkan BYD yang Terlaris 2025

 

 

 

Selanjutnya: Harga Minyak Melemah, Kekhawatiran Terhadap Prospek Ekonomi AS Tekan Pasar

Menarik Dibaca: Intip Ramalan Karier & Keuangan 12 Zodiak Hari Ini Jumat 19 September 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru