PAPUA - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersinergi dengan TNI dan Polda Papua mengendalikan gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua. Kerja sama itu dilakukan mengingat masalah kesehatan tersebut sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Menkes Nila Moeloek mengatakan, dengan kerja sama ini diharapkan dapat mempermudah upaya pengendalian dan menekan jumlah penderita gizi buruk dan campak.
Kemenkes telah mengirim 39 tenaga kesehatan, di mana 11 di antaranya merupakan dokter spesialis. Adapula tiga orang perawat bedah dan 2 orang penata anestesi. Tenaga kesehatan lainnya, yakni tenaga gizi, tenaga kesehatan lingkungan, dan surveilans yang melakukan kegiatan dengan tugas yang telah ditetapkan.
Kemenkes juga mengirimkan makanan tambahan (PMT) untuk balita kurus dan PMT ibu hamil kurang energi kronis (KEK). Jumlah PMT akan ditambah dengan PMT yang ada di Gudang Jayapura dan pengangkutan akan dilakukan bersama rombongan tim TNI dan Sipil terkait penanganan kasus ini.
Sementara itu, TNI telah mengirimkan 53 personel tim medis yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan TNI yang terdiri dari dokter spesialis dan paramedis. Di samping itu juga dikirimkan obat-obatan sesuai kebutuhan, dengan prioritas vaksin campak dan difteri serta Alat Kesehatan (Alkes). Satgas Kesehatan TNI juga membawa logistik berupa bahan makanan siap saji sebanyak 11.100 pak.
Sedangkan, Polda Papua menerjunkan tenaga medis, memberikan bantuan berupa bahan makanan dan sandang yang diperlukan masyarakat.
Diharapkan selain melakukan tindakan medis, personel yang dikirimkan ke Asmat juga bisa melakukan pemetaan daerah-daerah yang mengalami krisis kesehatan. Selain itu juga mengkoordinir kegiatan tim selama di sana khususnya penyediaan transportasi laut dan memberikan batuan kepada para pihak serta memfasilitasinya dengan seluruh sarana yang ada.
“Setiap bantuan kesehatan adalah yang memang mereka (penderita gizi buruk dan campak di Asmat) butuhkan. Semoga dengan adanya bantuan dari TNI, Polda dan terutama upaya dari Kemenkes jumlah KLB gizi buruk dan campak dapat ditekan,” ucap Menkes Nila Moelok dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (20/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News