Kemenkeu Resmikan Desa Nglanggeran Jadi Desa Keuangan Pertama di Indonesia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:23 WIB   Reporter: Rashif Usman
Kemenkeu Resmikan Desa Nglanggeran Jadi Desa Keuangan Pertama di Indonesia

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu, Luky Alfirman (tengah) hadiri peresmian Desa Nglanggeran di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, menjadi Desa Keuangan pertama di Indonesia.


DESA - YOGYAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meresmikan Desa Nglanggeran sebagai Desa Keuangan pertama di Indonesia pada Kamis (2/5/2024). Desa yang terletak di Gunung Kidul, Yogyakarta ini memiliki sejumlah keunggulan, mulai dari sektor pariwisata hingga pertanian.

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan bahwa Desa Nglanggeran ditetapkan sebagai Desa Keuangan (Desa KEU) karena membangun perekonomian desanya dengan baik.

"Desa ini mendapatkan dukungan dari Kemenkeu melalui dana APBN melalui dana Desa dan kami memastikan dana Desa itu dipakai untuk apa," kata Luky di Gunung Kidul, Yogyakarta, Kamis (4/5).

"Saat ini memang namanya Desa KEU, Desa keuangan pertama nanti ke depannya kita coba kembangkan lagi," lanjutnya.

Baca Juga: Sarana Multigriya (SMF) Dapat Suntikan Modal Rp 9,33 Triliun Hingga 2023

Luky menerangkan, Kemenkeu mengalokasikan dana ke daerah khususnya ke Desa, melihat banyaknya variasi yang dikembangkan di Desa. Ini juga sebagai bentuk penghargaan bagi Desa yang memiliki kinerja baik di dalam mengembangkan perekonomian desanya.

"Ini kan bagus untuk memotivasi desa untuk bisa maju kinerjanya, dan ada rewardnya," jelasnya.

Keunggulan Desa Nglanggeran

Desa Nglanggeran memiliki sejumlah keunggulan untuk mendongkrak perekonomian desanya. Di sektor pariwisata, misalnya, Desa Nglanggeran memiliki potensi agro wisata dan embung Nglanggeran, serta air terjun musiman Kedung Kandang. 

Kemudian, sektor UMKM, selain Pawon Purba, Griya Batik, Griya Spa, dan homestay, Desa Nglanggeran juga memiliki potensi perkebunan kakao, di mana Griya Cokelat Nglanggeran menjadi klaster pengolahan kakao dari hulu sampai hilir. 

Desa Nglanggeran juga memiliki potensi di sektor perkebunan, dengan komoditas utamanya yaitu kakao dan durian.

Dalam upaya pengembangan desa Nglanggeran, Kemenkeu ikut melibatkan beberapa lembaga seperti, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (SMF), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) serta Pusat Investasi Pemerintah (PIP). 

SMF memberikan dukungannya dalam mendongkrak ekonomi Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul melalui Program Pembiayaan Homestay. 

Baca Juga: 20 Wisata di Semarang Bernuansa Alam, Budaya, dan Sejarah untuk Libur Panjang

Hingga tahun 2023, SMF telah membiayai 24 unit homestay di Desa Nglanggeran, dengan total penyaluran dana senilai Rp 1,57 miliar dan rata-rata tenor 10 tahun. 

LPEI juga turut mendorong ekonomi Desa Nglanggeran Kabupaten Gunung Kidul melalui program Desa Devisa. Program ini menjadi salah satu langkah strategis LPEI untuk mendorong komoditas unggulan desa agar mampu bersaing menembus pasar global. 

Melalui program tersebut, LPEI memberikan pelatihan manajemen ekspor, pendampingan akses pasar, peningkatan kapasitas produksi, dan pendampingan terkait sertifikasi organik. 

Selain SMF dan LPEI, PIP melalui program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) berperan menyalurkan pembiayaan dan pendampingan kepada pelaku usaha ultra mikro yang belum bisa mengakses perbankan.

Untuk wilayah Provinsi DIY, tercatat ada 82.510 debitur dengan total pembiayaan yang disalurkan sebanyak Rp 297,4 miliar. Khusus di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, PIP telah menjangkau 16.818 debitur dengan jumlah penyaluran Rp 55,24 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi
Terbaru