PERTANIAN - JAKARTA. Inovasi Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) hadir di World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali untuk meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan air dan adaptasi perubahan iklim dalam pengembangan pertanian berkelanjutan.
Kementerian Pertanian bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) memperkenalkan teknologi dan praktik CSA yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menekan dampak negatif terhadap lingkungan.
Upaya Kementan melalui CSA ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang menekankan pentingnya pengelolaan air yang efektif di tengah proyeksi kekeringan yang akan mempengaruhi 500 juta petani kecil pada 2050.
Baca Juga: Vinilon Group Hadir di WWF ke-10 Turut Bangun Kesejahteraan lewat Solusi Perpipaan
"Tanpa air, tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan," kata Jokowi saat membuka WWF ke-10 di Bali International Convention Center (BICC) di Kabupaten Badung, Bali seperti dikutip dari siaran pers Kementan, Rabu (22/5).
Tim SIMURP Kementan yang dipimpin oleh Project Manager Sri Mulyani berpartisipasi aktif di WWF ke-10 dengan membuka booth CSA SIMURP yang didukung miniatur areal sawah CSA dan inovasi teknologi CSA lainnya.
Menteri Pertanian RAndi Amran Sulaiman juga mendorong pertanian berwawasan iklim CSA agar tetap kreatif dan inovatif dalam mitigasi perubahan iklim global. "Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan, keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait seperti SIMURP.
Baca Juga: Dari World Water Forum, Indonesia Mengajak Dunia Serius Mengatasi Krisis Air
"Diperlukan langkah awal untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman serta menyamakan persepsi dalam mencapai swasembada padi dan jagung," katanya.
Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani, menyoroti peran penting pengelolaan air untuk kebutuhan 275 juta penduduk Indonesia, industri, dan irigasi.
"Memperkenalkan teknologi dan praktik pertanian cerdas iklim yang dapat meningkatkan produktivitas sambil mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News