DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) kembali mendistribusikan peralatan medis ke rumah sakit rujukan Covid-19. Bantuan tersebut disalurkan melalui Gugus Tugas Percepatan Peanganan Covid-19 Jatim.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan secara simbolis bantuan tersebut Minggu (10/5) malam di Surabaya. Bantuan tambahan alat kesehatan (alkes) yang disalurkan berupa hazmat, rapid test kit, hand sanitizer, thermal gun, alkohol dan sejumlah perangkat alat pelindung diri (APD) para tenaga medis.
Sejumlah rumah sakit yang menerima secara simbolis bantuan peralatan media dari Gugas Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jawa Timur yaitu RSUD dr Soetomo, RS Jiwa Menur, RSAL TNI AL dr Soekantyo Jahja Juanda, dan RS Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya, juga Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
Baca Juga: Khofifah: Perusahaan wajib membayar THR
Khofifah mengatakan bahwa sejumlah alkes yang didistribusikan malam ini mayoritas merupakan hasil sumbangan atau bantuan dari berbagai donatur di Jawa Timur. Baik atas nama organisasi, perseorangan maupun perusahaan.
Baca Juga: Perhatian masa penularan corona bisa sampai satu bulan
"Hanya beberapa alkes saja yang merupakan pengadaan dari Pemprov Jatim. Seperti salah satunya hazmat. Selebihnya adalah bantuan dari berbagai donatur yang ada di Jawa Timur," tutur Gubernur Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima kontan.co.id, Senin (11/5).
Baca Juga: Gubernur Khofifah pastikan keamanan makanan bagi warga terdampak Covid-19
Hazmat itu dipesan Pemprov Jatim dari salah satu perusahaan konveksi di Probolinggo. Ini adalah salah satu perusahaan yang alih bidang dari produsen fesyen menjadi konveksi alat medis.
Khofifah menjelaskan, Pemprov Jatim sudah mendistribusikan masker medis sebanyak 1.303.173 unit, masker N95 sebanyak 24.101 unit, masker non medis 304.248 unit, hazmat 92.469 unit. Bantuan lain yang sudah disalurkan berupa sarung tangan karet sebanyak 202.886 unit, pelindung wajah sebanyak 13.061 unit, alkohol sebanyak 15.139 liter, PCR kit sebanyak 43.325 unit, rapid test sebanyak 29.728 unit, dan VTM kit sebanyak 25.000 unit.
"Apa yang diamanahkan ke kami dari seluruh pihak khususnya untuk alat kesehatan terus kami distribusikan pada rumah sakit-rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan Covid-19," tegas Khofifah.
Kebutuhan peralatan medis di Jatim terus bertambah seiring dengan penambahan jumlah rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jatim. Tercatat 15 rumah sakit baru yang menyatakan kesediaan untuk bergabung sebagai rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
Rumah sakit rujukan yang baru itu adalah RSUD Genteng, RS AL Huda, RS Bhakti Husada, RS Islam Fatimah, RS Graha Medika, RSU Bhayangkara Bondowoso, RS Islam Malang (Unisma), RSU Bhayangkara TK III Nganjuk, RSU WIdodo, RS Citra Medika, RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Rumkital dr Soekantyo Jahja, RSU Bhayangkara Kediri, RS Hermina Tangkubanprahu Malang, dan RSU Elizabeth.
Dengan tambahan 15 rumah sakit tersebut, saat ini terdapat total 99 rumah sakit rujukan di Jatim. "Dalam waktu dekat akan ada bantuan alkes yang akan kami terima dan akan segera kita koordinasikan dengan 99 rumah sakit rujukan untuk bisa menjadi layanan ke masyarakat," tambahnya.
Reinarda Sri Winarni, Direktur Keperawatan RS Katolik St Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya yang mendapat bantuan alkes, menyatakan terima kasih atas bantuan alat kesehatan dari Pemprov Jatim. Menurutnya, ini kali ketiga RKZ menerima bantuan alkes dari Pemprov Jatim.
"Terima kasih atas bantuan APD yang diberikan pada RS kami. Kami ingat saat pertama menjadi rumah sakit rujukan kami sangat tidak siap, kami hanya punya lima hazmat, tapi kasus sudah di depan mata," kata Reinarda.
Dia menambahkan, sampai saat ini RKZ sudah merawat PDP sebanyak 118 orang, ODP sebanyak 165 orang, dan OTG sebanyak 10 orang. Dari jumlah tersebut, 10 orang dinyatakan positif terkena Covid-19. “Yang sembuh sudah ada 9 orang, dan yang meninggal 4 orang," tegasnya.
Bantuan dari Pemprov Jatim, terutama rapid test, juga sangat bermanfaat untuk mengecek dan diagnosis awal kesehatan tenaga kesehatan serta sebagai screening pasien. “Kami bersyukur sampai saat ini tenaga kesehatan di kami tidak ada yang terpapar,”kata Reinarda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News