Selain Kabupaten Buton Utara, terdapat kabupaten lainnya di Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi ekspor biji mete.
"Penghasil mete di Sultra hampir seluruh kabupaten, khususnya jazirah Muna dan Buton, harapannya juga bisa diekspor. Dengan gerakan tiga kali ekspor pertanian yang digagas Menteri Pertanian kami siap untuk memfasilitasi petani biji mete untuk menangkap pasar ekspor yang lebih besar lagi," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sultra Ali Mazi memberikan dukungan dan mendorong penuh terhadap upaya peningkatan ekspor. Ali juga menyebutkan, selain biji mete banyak hasil pertanian ekspor unggulan asal wilayahnya, antara lain kopra, kakao, beras, cengkeh, jagung, lada, kemiri dan sarang burung walet.
Baca Juga: Pembangunan Wisata Tidak Berkelanjutan
Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Junaidi menyebutkan, peluang dan potensi ekspor komoditas asal sub sektor perkebunan ini sangat besar.
Dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan secara nasional tercatat adanya peningkatan dari tahun ke tahun.
Di tahun 2020 tercatat 288,3 ribu ton atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2019 yang hanya 141,7 ribu ton saja.
"Biji mete asal Indonesia pun telah menjadi langganan di enam negara tujuan, yakni Vietnam, India, Srilanka, Kamboja, Jerman, Republik Czech," tambah Junaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News