Komisaris BCA Sebut Gunungkidul The Next Bali

Minggu, 21 Agustus 2022 | 20:09 WIB   Reporter: Selvi Mayasari
Komisaris BCA Sebut Gunungkidul The Next Bali

ILUSTRASI. Instagram?Pantai Kesirat Gunungkidul


DESTINASI WISATA - YOGYAKARTA. Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Cyrillus Harinowo menilai, banyak potensi besar yang bisa di gali dari keunikan situs-situs wisata Gunungkidul.

Oleh karena itu, Cyrillus mengajak para investor untuk mengambil peluang investasi di daerah tersebut.

"Di kawasan ini persaingan investasinya masih kecil dan potensi pengusaha  masih sangat besar. Besar kemungkinan dalam 10 sampai 25 tahun mendatang Gunungkidul jadi potensi wisata yang luar biasa. Ini waktunya investor untuk hadir di Gunungkidul, karena kawasan ini berpotensi menjadi The Next Bali” ungkap Cyrillus, Jumat (19/8).

Cyrillus mengatakan, tujuan wisata Gunungkidul terus bermunculan karena diuntungkan dengan kombinasi kontur alam yang indah, baik pantai, pegunungan, perbukitan, maupun tradisi dan budaya masyarakat.

"Potensi Gunungkidul itu besar sekali. Karena itu, meskipun tidak masuk dalam 10 prioritas pemerintah, apalagi empat destinasi wisata Bali baru," tuturnya.

Baca Juga: Begini Upaya BCA Kembangkan Potensi Wisata Goa Pindul

Upaya membangkitkan dari nol pariwisata lokal seperti di Gunungkidul menjadi The Next Bali tersebut terekam dalam sebuah buku, Gunungkidul, The Next Bali yang diluncurkan oleh Cyrillus bersama dengan BCA pada Jumat (19/08) dalam upaya mendorong kebangkitan Gunungkidul menjadi destinasi wisata pilihan domestik dan mancanegara.

Salah satu kontribusi BCA ini diimplementasikan dengan memberikan donasi sumur bor kepada PDAM Tirta Handayani Gunungkidul tepatnya di Desa Logandeng. Sumur bor ini akan menjadi penyuplai air bersih selama 24 jam bagi warga di Desa Logandeng.

Cyrillus menyebut, sebelumnya, aliran air di desa ini terbilang memprihatinkan karena air hanya mengalir pada malam hari dan debit air kecil. BCA berharap melalui adanya penambahan sarana ini diharapkan dapat meringankan kebutuhan warga akan air bersih.

Cyrillus mengatakan, potensi pariwisata di Indonesia yang beragam membutuhkan sentuhan perhatian dan kepedulian banyak pihak untuk dapat bangkit sebagai destinasi populer.

Berkaca pada kebangkitan Gunungkidul sebagai destinasi baru, pihak swasta dan pemerintah, baik lokal maupun pusat, memiliki andil yang siginifikan pada tahap pengembangan destinasi tersebut.  

“Gunungkidul adalah masterplan yang hidup, yaitu tempat pembelajaran yang komprehensif bagi siapa saja yang ingin mengembangkan destinasi pariwisata lokal, mulai dari nol hingga dikenal luas oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Warisan itu ada dalam buku ini, dan saya sangat berbangga karena BCA menjadi salah satu pelaku sejarah yang dominan di balik pariwisata Gunungkidul ini,” ujar dia.

Seperti yang diungkapkan dalam buku tersebut, Gunungkidul memiliki ragam kekayaan pariwisata yang unik. Gunungkidul memiliki 50 pantai yang setiap pantainya memiliki keunikan masing-masing, baik dari sisi kontur perbukitan, lapisan karang, hingga hamparan pasir.

Menurutnya, 50 pantai tersebut layak untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata umum, resot, pantai pribadi. Selain itu, Gunungkidul dikenal juga dengan destinasi gua-gua yang indah, termasuk 13 Taman Bumi (geopark) yang menjadi bagian dari 165 UNESCO Geopark Network.

Cyrillus menambahkan, Gunungkidul sangat mungkin akan terus berkembang pesat mengingat masih banyak destinasi pariwisata yang bisa dikembangkan. Perlu pendekatan yang lebih strategis untuk menjaga kesinambungan dan keberlanjutan pengembangan pariwisata tersebut, misalnya melalui penetapan Gunungkidul sebagai The Next Bali.

Inge Setiawati, EVP CSR BCA menambahkan, kebangkitan pariwisata di Gunungkidul dimulai dari destinasi wisata Gua Pindul. Tempat tersebut sekaligus juga menjadi desa wisata pertama yang dikembangkan BCA dan menjadi referensi dalam mengembangkan desa wisata lainnya di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Berikut 8 Destinasi Wisata yang Baru di Jogja, untuk Libur Lebaran Anda

"Desa-desa wisata sebagai desa binaan BCA merupakan implementasi dari komitmen BCA dalam mengembangkan bisnis di lingkungan komunitas, desa, maupun daerah. Hal ini dilakukan demi mendorong terciptanya pusat ekonomi baru, meningkatkan pendapatan daerah, memperluas lapangan pekerjaan, dan memberikan nilai tambah untuk ekonomi masyarakat lokal," jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya menyadari pariwisata merupakan salah satu sektor penting dan strategis dalam peningkatan devisa negara.

“BCA komit untuk terus mengembangkan pariwisata lokal, menjelajahi desa-desa dengan ragam potensinya untuk menjadi destinasi kelas dunia. Kami ingin terus menemukan dan mengembangkan the next Bali, demi kedaulatan Indonesia di usianya yang ke-77 tahun ini,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru