Konservasi Masih Marginal, Pertamina & Pusdikomling Unpad Roadshow WCJ 2024 ke Bali

Rabu, 26 Juni 2024 | 12:02 WIB   Reporter: Azis Husaini
Konservasi Masih Marginal, Pertamina & Pusdikomling Unpad Roadshow WCJ 2024 ke Bali

ILUSTRASI. Pertamina NRE dan Pusdikomling Unpad roadshow WJC 2024 di Bali


KONSERVASI SATWA -BALI. PT Pertamina dan Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fikom Universitas Padjadjaran berkolaborasi dalam menggelar Wildlife Journalism Competition (WJC) 2024. Kali ini, roadshow dilakukan di Kampus Udayana Bali yang nantinya akan melibatkan mahasiswa dalam melihat pespektif lingkungan dan satwa dalam jurnalisme.

Sebelumnya, acara serupa telah digelar di Medan, Surabaya, dan Pekanbaru. WJC 2024 merupakan kompetisi jurnalistik terbesar di Indonesia yang memberikan kesempatan kepada para jurnalis muda untuk mengangkat isu konservasi satwa liar, melalui berbagai mata lomba, yaitu artikel feature, photo story, dan dokumenter.

Analyst Government Relation Pertamina NRE Arief Mulizar berharap anak muda generasi penerus bangsa ikut dan peduli dengan lingkungan serta mulai bergerak bersama untuk mencapai Net Zero Emission 2060.

Sebab, kata dia, Pertamina sebagai perusahaan yang dikenal penghasil minyak dan gas bumi, kini tidak lagi hanya berbicara soal oil and gas, tapi Pertamina sudah berbicara tentang energi secara komprehensif.

Secara spesifik sebagai pemegang mandat transisi energi, Pertamina NRE fokus dan serius untuk terus mengembangkan energi baru terbarukan. "Tidak hanya bicara energi, dengan segala aktifitas operasinya, Pertamina juga melaksanakan berbagai program demi keberlanjutan, lingkungan serta biodiversitynya. Konservasi elang, rehabilitasi yaki, serta berbagai kegiatan penanaman pohon merupakan aktifitas yang terus dikembangkan oleh Pertamina NRE," ungkap dia dalam keterangan tertulis, Rabu (26/6).

Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, Kadek Andina Widiastuti menyatakan, ada berbagai tantangan terhadap konservasi alam liar di Bali. “Kita tidak pernah dilibatkan dalam diskusi-diskusi mengenai pembangunan hotel atau villa, tapi tiba-tiba udah ada nih hotelnya, sudah dibangun nih villanya. Kita malah kebagian di bagian pelaporan bahwa ada satwa yang masuk ke hotel, satwa yang masuk area villa. Malah kita mengurusi hal yang seperti itu, padahal memang tempatnya itu adalah rumahnya satwa”, ujar Andina.

Dia mencontohkan, konflik dialami oleh Macaca fascicularis (monyet ekor panjang) yang dipicu oleh adanya alih fungsi lahan yang seharusnya menjadi tempat tinggal Macaca, tetapi dibangun hotel atau villa.  

Senior Technical Advisor Surveillance Risk Analysis, FAO ECTAD Indonesia Ali Rizqi Arasyi mengatakan bahwa Pulau Bali adalah daerah yang harus memperhatikan ancaman zoonosis.

Ali menyebutkan bahwa zoonosis terjadi akibat penularan dari hewan ke manusia, atau sebaliknya. Oleh karena itu konflik satwa tidak bisa diremehkan, hal ini menjadi salah satu aspek penting untuk diperhatikan dan diwaspadai bersama. "Konsep One Health yang menyatakan adanya keterkaitan erat manusia, satwa liar, dan lingkungan dalam hal kesehatan menjadi solusi ancaman zoonosis,” ujar dia.

Acara juga diisi dengan pembekalan materi dengan tema “Praktik Jurnalistik Konservasi Satwa Liar” yang diberikan oleh perwakilan Garda Animalia, Mochamad Saifudin dan Prema Ananda. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara yang telah dibuka di Unpad pada 22 Mei 2024 lalu dan akan digelar di dua kota lain, yaitu Ambon dan Pontianak.

Wakil Dekan III FISIP I Made Anom Wiranata menerangkan spirit Konservasi lingkungan harus ditumbuhkan dan harus ada dalam diri kita, di dalam diri teman-teman semua. "WJC 2024 ini sangat baik untuk kehidupan satwa yang ada di Bali dan umumnya di Indonesia,” ujar Anom.

Sementara itu, Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad Herlina Agustin menyatakan, dunia lingkungan Indonesia sedang tidak baik baik saja, apalagi konservasi tumbuhan dan satwa liar.

"Media sebagai institusi yang berperan penting dalam edukasi konservasi tidak selalu memberikan informasi yang benar dalam konteks konservasi pelestarian satwa di Indonesia. Dengan lomba ini diharapkan akan lahir jurnalis jurnalis andal yang mampu meliput dan menyerbakan informasi tentang pelestarian satwa liar secara lebih benar dan mumpuni," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini

Terbaru