Kopi Lampung kian laris di luar negeri

Selasa, 01 Maret 2016 | 10:57 WIB Sumber: Antara
Kopi Lampung kian laris di luar negeri


Bandarlampung. Volume ekspor biji kopi robusta Lampung pada Februari 2016 mencapai 9.896 ton senilai US$ 16,25 juta atau naik bila dibandingkan bulan lalu.

"Pada Januari 2016 ekpor biji kopi Lampung senilai US$ 14 juta dengan volume 8.418 ton," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, Ferynia, di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan naiknya ekspor biji kopi robusta itu mengingat stok kopi di petani maupun pengekspor cukup banyak. Pengekspor juga harus memenuhi kontrak penjualannya kepada pembeli dari luar negeri sehingga mereka memenuhi perjanjian jual beli dalam kontraknya.

Menurutnya, ekspor biji kopi robusta Lampung masih terus berlangsung meski belum memasuki panen raya. Panen raya kopi di Lampung diperkirakan pada pertengahan tahun, yakni sekitar bulan Juli, Agustus, dan September. "Kendati panen raya belum berlangsung, namun petani maupun pengekspor masih memiliki stok," tambahnya.

Sementara itu, petani kopi Lampung mengharapkan harga biji kopi kering di daerah itu di atas Rp 20.000 per kilogram. "Harga kopi saat ini di tingkat petani di bawah Rp 19.000 per kilogram," kata Suudi petani kopi asal Desa Way Harong, Air Naningan Kabupaten Tanggamus.

Ia menyebutkan, harga kopi di atas Rp 20 ribu/kg dengan kondisi ekonomi saat ini diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Selain itu, lanjutnya, petani juga dapat menutupi biaya produksi seperti perawatan tanaman kopi, pembelian pupuk, dan lain-lain. "Masalah petani sekarang kurangnya ketersediaan pupuk khususnya urea," jelasnya.

Suparno petani kopi lainnya mengharapkan harga kopi meningkat mengingat biaya produksi tanaman itu cukup tinggi. "Rata-rata harga kopi di tingkat petani sebesar Rp 19.000 per kilogram," katanya.

Ia berharap harga biji kopi di atas Rp 20.000/kg sehingga bisa menutupi biaya produksi dan lain-lain.

Di sisi lain, menurutnya, harga biji kopi jangan ditentukan oleh harga pasar internasional seperti di Bursa London. "Kita produksi, yang menentukan harga pasaran oleh pasar internasional (bursa)," tambahnya.

(Agus Wira Sukarta)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru