TRANSJAKARTA - JAKARTA. Agung Wicaksono yang baru saja menjabat sebagai Direktur Utama Transjakarta mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menghapus rute bus Transjakarta koridor 1 yang berhimpitan dengan jalur MRT Jakarta fase 1.
Agung menyebutkan bahwa secara prinsip, jalur MRT dan Transjakarta yang berhimpitan dinilai tidak sehat karena pemerintah harus membayar subsidi lebih banyak untuk dua moda transportasi di jalur sama. Mantan Dirut Transjakarta Budi Kaliwono menyebutkan sejauh ini Transjakarta tidak menolak usulan tersebut.
“Tapi dari Transjakarta tidak pernah menolak untuk dihapuskan. Tapi saya sebagai dirut Transjakarta hanya melihat dari kacamata Transjakarta. Oleh sebab itu, silahkan Pemprov hapuskan tapi ya sama-sama kita perhitungkan,” kata Budi di Balaikota, Senin (29/10).
Budi menyebutkan bahwa hal ini menjadi tanggung jawab Gubernur DKI Anies Baswedan. Namun butuh pemikiran panjang terkait aspek kebutuhan masyarakat.
“Kembali kami serahkan kepada yang berwenang. Kami tidak pernah menghambat itu mau dihapus. Yang mesti dipikirkan adalah aspek-aspek pelayanan tadi. Ditambah mungkin juga karena koridor satu itu mungkin bisa 200.000 per hari atau paling besar,” ungkapnya.
Budi menambahkan bahwa ada baiknya gubernur juga menimbang terkait masalah pengurangan pekerja jika menang koridor satu harus ditutup. Ini akan berdampak pada pendapatan para pekerja yang berkurang akibat kehilangan mata pencarian.
“Ada 27 rute, tapi juga belum tentu tutup, berapa banyak karyawan yang harus berkorban kalau itu ditutup. Kan itu jadi suatu pemikiran lain lagi. Jadi kami juga pikir, nanti Pak Agung pasti ada resepnya, integrasi ini supaya smooth. Apa ditutup atau tidak ditutup, yang penting kan layanan tidak terganggu,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News