AGRIBISNIS - JEMBER. Sektor pertanian menunjukkan daya tahannya dengan terus berkembang meski dalam masa pandemi COVID-19, menegaskan bahwa sektor ini dapat bertahan di berbagai kondisi.
Namun, dengan kepemilikan lahan oleh petani yang rata-rata minim dan usaha pertanian yang hanya berkonsentrasi pada bagian hulu serta dikelola secara perorangan, sektor pertanian menjadi rentan terhadap berbagai goncangan.
Sebagai respons atas tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) mengadakan Koordinasi Pengembangan Kawasan Agro Berbasis Korporasi di Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) V Jember pada Rabu (6/9).
Baca Juga: Pupuk Indonesia Perluas Penerapan Aplikasi iPubers untuk Tebus Pupuk Bersubsidi
Pertemuan ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan daya saing petani melalui korporasi.
Narasumber yang hadir, antara lain, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember, Soetriono, dan Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana. Udrayana, yang akrab disapa Uud, menekankan bahwa mengembangkan Program YESS dan Korporasi Petani bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan dukungan berbagai pihak dan konsolidasi petani, mimpi Korporasi Petani dapat direalisasikan.
Menurut Uud, Korporasi Petani sangat penting untuk meningkatkan posisi tawar petani serta membuat mereka lebih tertarik pada sektor pertanian yang menawarkan pendapatan yang menjanjikan.
"Kehadiran offtaker memberikan kepastian pasar, sehingga petani akan berfokus pada hasil yang sesuai kebutuhan pasar," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (7/9).
Baca Juga: Mengintip Prospek Charoen Pokphand (CPIN) di Sisa Tahun 2023
Uud juga menekankan pentingnya pendampingan bagi Korporasi Petani, mulai dari pemahaman, pelatihan, magang, hingga pemecahan masalah yang dihadapi petani.
"Memadukan para petani memang tantangan, namun dengan pendampingan yang tepat, hal ini dapat diatasi," tegasnya.
Dia menambahkan bahwa koperasi milenial dalam Program YESS telah terbentuk dan bekerja sama dengan berbagai offtakers seperti Paskomnas Indonesia dan PT Cargill.
"Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mengembangkan petani muda. Korporasi yang dibangun oleh petani milenial diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertanian," pungkasnya.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Bantu Dorong Produktivitas Petani Lewat Program Makmur
Sebelumnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya pertanian dalam memberikan jaminan pangan bagi seluruh rakyat. Arahan ini didukung dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di Kementerian Pertanian.
Hal ini ditegaskan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM) Kementerian Pertanian RI, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, masih banyak petani yang beroperasi secara independen, sehingga posisi tawar mereka rendah dan sulit mengembangkan usaha pertanian berskala lebih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News