Jawa Barat

Masuk Daerah Rawan, Pelajar Perlu Mendapat Pelatihan Tanggap Bencana

Kamis, 18 September 2025 | 22:22 WIB
Masuk Daerah Rawan, Pelajar Perlu Mendapat Pelatihan Tanggap Bencana

ILUSTRASI. Petugas SAR gabungan mencari korban bencana tanah longsor di Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (7/7/2025). . ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nym.


Reporter: Ahmad Febrian  | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berada di wilayah rawan bencana. Maka, kesiapan sekolah menghadapi bencana gempa di Indonesia bukan pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

Agar memiliki keterampilan tanggap bencana, sekolah sebaiknya rutin mengadakan pelatihan. Bisa mandiri atau menggandeng pihak lain. Perusahaan juga banyak menyadarai skill tanggap bencana ini. 

Salah satunya PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui integrated terminal (IT) Balongan telah  menggelar kegiatan kajian risiko bencana untuk pelajar. 

Program ini merupakan inisiatif tanggungjawab sosial (CSR) PT Pertamina Patra Niaga IT Balongan yang berfokus pada peningkatan kapasitas kesiapsiagaan bencana, baik di ring satu maupun di luar wilayah operasional. Program ini bertujuan menjamin keamanan warga sekolah, menumbuhkan budaya sadar bencana, serta memperkuat sinergi antara dunia pendidikan, masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha.

Kegiatan yang berfokus pada kajian risiko bencana ini diawali dengan pemaparan mengenai potensi ancaman bencana di wilayah Balongan. Kemudian berlanjut dengan focus group discussion (FGD).

Baca Juga: Perlindungan Bencana Alam Perlu Diperluas

Kegiatan ini diharapkan menghasilkan peta risiko bencana, titik evakuasi, serta rambu evakuasi yang jelas dan mudah dipahami oleh seluruh warga sekolah. Selain sebagai langkah mitigasi praktis, kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama. 

Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Asep Afandy Djanwari, kesiapsiagaan bencana harus dimulai sejak dini dan melibatkan semua pihak, termasuk sekolah. 

“Dengan memahami ancaman, kerentanan, dan kapasitas, kita bisa menyusun langkah yang lebih tepat sasaran,” ujar Asep, dalam rilis ke Kontan.co.id, Rabu (17/9). 

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Susanto August Satria, menegaskan, pelatihan itu salah satu langkah untuk memastikan sekolah di ring satu tangguh bencana dengan menanamkan budaya siaga bencana.

“Kajian risiko ini menjadi dasar yang sangat penting sebelum kita berbicara tentang simulasi atau penanganan darurat. Dengan kolaborasi  sekolah, BPBD, dan Pertamina, kita bisa memastikan kesiapsiagaan ini tidak hanya berhenti di tataran wacana, tapi juga dalam aksi yang nyata,” ujar Satria.

 

Selanjutnya: Imbal Hasil Treasury AS Naik Usai Data Klaim Pengangguran Turun

Menarik Dibaca: IHSG Masih Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (19/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru