Mataram klaim bebas beras plastik

Kamis, 21 Mei 2015 | 16:23 WIB Sumber: Antara
Mataram klaim bebas beras plastik

ILUSTRASI. OJK mencatat per September 2023, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun jadi 76,34%./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/09/2023.


MATARAM. Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyatakan hingga saat ini Mataram masih aman dari peredaran beras sintetis.

"Dari beberapa sampel beras yang kita ambil pada sejumlah pasar tradisional, tidak satu pun ditemukan beras sintetis atau dikatakannya juga beras plastik," kata Kepala Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Kamis (21/5).

Pernyataan itu dikemukakannya setelah tim dari DPKP turun mengambil sampel beras pada sejumlah pedagang di pasar tradisional Mandalika, Cakranegara, Pagesangan dan Kebon Roek bersama Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) serta UPTD Pasar Tradisional.

Mutawalli berharap tidak adanya temuan terhadap beras sintetis saat ini bisa terus dipertahankan, dengan peningkatkan kewaspadaan ketika membeli beras.

Ia mengatakan, para pembeli maupun penjual diminta lebih selektif memilih beras, baik untuk dijual kembali maupun dikonsumsi.

Di samping itu, masyarakat juga diimbau agar tidak membeli beras dari luar daerah apalagi dalam bentuk kemasan, dan sebaiknya membeli beras petani lokal dan curah.

"Beras curah atau beras yang belum dikemas memudahkan masyarakat untuk mengecek lebih teliti," katanya.

Menurut dia, ciri-ciri dari beras sintetis ini memang jika dilihat secara kasat mata sulit untuk dibedakan. Perbedaan akan terlihat nyata pada saat memasak.

"Menurut informasi, proses memasak beras sintetis relatif memakan waktu lama karena membutuhkan suhu panas maksimal serta hasilnya lembek seperti bubur," ujarnya.

Mutawalli mengatakan, sejauh ini di Kota Mataram memang belum ada beras impor, karena beras impor yang boleh masuk ke Indonesia adalah beras yang khusus untuk penderita penyakit DM (diabetes militus), selain itu beras impor tidak boleh masuk.

Dengan demikian, hingga saat ini rata-rata beras yang beredar di Kota Mataram merupakan beras lokal. Apalagi, Pulau Lombok merupakan salah satu lumbung padi nasional.

Kepala Bidang Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram Uun Pujianto menabahkan, ciri-ciri beras sintetis terlihat dari jenis beras yang berkilau, dan bentuknya utuh tidak patah-patah.

"Kalau masyarakat menemukan beras yang terlihat berkilau dan polos tanpa ada putus-putus, itu patut dicurigai," katanya.

Ia mengatakan, kalau ada pedagang yang menjual beras sintetis, pihaknya akan menyitanya dan mengusut kasus itu hingga tuntas dengan melibatkan aparat terkait. (Nirkomala)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia
Terbaru