KETAHANAN PANGAN - JAKARTA. Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama Keboen Sastra dan Sejumlah Komunitas Seni di Kota Bogor mendorong pengembangan kebijakan beras berkelanjutan di Indonesia.
Hal ini untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai keberagaman beras di Indonesia.
Perwakilan KRKP Wahyu Ridwan Nanta mengatakan, pihaknya mendorong kesadaran akan peran penting petani dalam menjaga ketersediaan pangan dan nasib para petani saat ini yang belum sejahtera.
"Kenaikan harga BBM dan impor beras telah membuat petani tidak sejahtera," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (23/12).
Baca Juga: Kementan Resmikan Badan Standardisasi Instrumen Pertanian
Acara yang bertema Icip-Icip Rasa Nasi Nusantara ini juga diramaikan penampilan beberapa komunitas seni di Kota Bogor seperti perkusi, teater dan musik.
Pihaknya juga menyajikan beras jenis menthik susu, menthik merah, menthing wangi merah dan hitam dari Boyolali. Ada juga beras Rojolele Srinuk merah dan hitam dari Klaten, Beras Adan Putih dan Merah dari Kalimantan.
Dalam talk show tersebut juga dibahas mengenai beragam kebijakan perberasan di Indonesia.
JJ Rizal, sebagai salah satu narasumber pada talk show tersebut banyak menceritakan sejarah perkembangan beras di Indonesia dan dinamika beras di Indonesia.
Baca Juga: Kementan: Tak Perlu Impor, Stok Beras Masih Bisa Penuhi Kebutuhan Gudang Bulog
Ia bilang mulanya beras merupakan makanan para elit yang kemudian berubah secara perlahan-lahan menjadi makanan bagi semua kalangan.
Sejak dulu, Rizal melanjutkan, perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan pangan di Indonesia.
“Pelajaran yang dapat diambil dalam periode yang sangat panjang tersebut adalah, bahwa urusan pangan adalah urusan yang sangat serius,” ucapnya.
Salah satu poin yang mengemuka adalah nasib petani yang dinilai masih jauh dari sejahtera. Kemudian mendorong agar produk pertanian menuju ke arah pangan yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News