Menparekraf Sandiaga: Perlu Memahami Industri Pariwisata Sebagai Sektor Ekonomi Baru

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:47 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Menparekraf Sandiaga: Perlu Memahami Industri Pariwisata Sebagai Sektor Ekonomi Baru

ILUSTRASI. Labuan Bajo Bersiap Jadi Tuan Rumah KTT G-20 (online). Foto: DOK Kemenparekraf. Menparekraf Sandiaga: Perlu Memahami Industri Pariwisata Sebagai Sektor Ekonomi Baru.


INDUSTRI PARIWISATA -  JAKARTA. Webinar mengenai outlook kepariwisataan sebagai New Economy di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), menjadi panggung bagi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, untuk menyoroti pentingnya memahami pariwisata sebagai sektor new economy dalam menghadapi tantangan dan peluang masa depan. 

Sandiaga berharap bahwa pemahaman ini akan membawa perubahan signifikan pada lanskap bisnis Indonesia serta memberikan dampak positif pada perekonomian daerah. "Serta Badan Otorita dan Kemenparekraf dapat terus menjadi mitra bersama untuk mengembangkan kepariwisataan di wilayah Floratama, NTT secara khusus dan Indonesia secara umum" ungkap Sandi seperti dirilis siaran pers BPOLBF, Kamis (28/3). 

Pada acara tersebut, Ayodhia Kalake, Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, juga menegaskan bahwa sektor pariwisata telah memberikan kontribusi penting terhadap perekonomian daerah, menjadikannya sebagai salah satu sektor unggulan di NTT.

Baca Juga: BPOLBF dan Garuda Indonesia Gelar Famtrip dan Table Top Meeting di Labuan Bajo

Webinar tersebut dihadiri oleh 4 narasumber terkemuka, termasuk Drs. Rikard Bagun, Redaktur Senior Kompas, Dr. Andreas Hugo Pareira, M.A., Anggota Komisi X DPR RI, Dra. Francisia Ery Seda, M.A., Ph.D., Peneliti dan Sosiolog FISIP UI, dan Dr. Frans Teguh, MA.,Plt. Dirut BPOLBF sekaligus Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf. Moderator acara tersebut adalah Dr. Ing. Ignas Iryanto Djou, SF, M.Eng.Sc, CSRS. Peserta webinar mencapai 99 orang, dengan mayoritas berasal dari NTT dan sebagian lainnya dari luar NTT, seperti Bima, Bali, Pulau Jawa, Jakarta, Kalimantan, dan Papua.

Salah satu topik utama yang dibahas adalah Perspektif Tantangan Global – Lokal dan Trend Kepariwisataan Ke Depan. Rikard Bagun menyoroti pentingnya Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) untuk memanfaatkan tantangan global sebagai peluang, dengan harapan bahwa target kunjungan ke Indonesia pada tahun 2030 dapat merata, termasuk ke Labuan Bajo, Flores, dan NTT.

Francisia Ery Seda menyoroti transformasi sosial budaya yang dibawa oleh pariwisata, dengan menekankan perlunya kebijakan pemerintah yang inklusif dan transformatif untuk mendukung komunitas lokal dalam menghadapi budaya asing.

Baca Juga: Momentum Aktivasi Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Tawarkan Berbagai Keseruan

Frans Teguh membahas isu-isu utama dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, seperti keterpaduan infrastruktur berkelanjutan, peningkatan kapasitas destinasi, dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

Dalam konteks politik, Andreas Hugo Pareira menegaskan peran DPR RI sebagai mediator antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan kapasitas SDM di sektor pariwisata, baik di DPSP maupun di daerah-daerah sekitarnya.

Sebagai penutup, Ni Wayan Giri Adnyani Sekretaris Utama Meparekraf menekankan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat lokal dalam mengembangkan pariwisata sebagai new economy, melalui pemberdayaan komunitas lokal dan industri kreatif.

Baca Juga: Penyelenggaraan Event Picnic Over The Hill Berhasil Sedot Ribuan Pengunjung

Webinar ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang peran pariwisata sebagai new economy dalam mengubah lanskap bisnis Indonesia, khususnya di Labuan Bajo, Flores, dan NTT, serta menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi serta strategi untuk mengatasi mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru