KEBIJAKAN DKI - JAKARTA. Wacana pembangunan monorail di kawasan Ragunan Jakarta Selatan sudah ada sejak lama. Namun sayangnya hal ini terkendala oleh aturan kawasan konservasi.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno saat ditemui di Ragunan, Minggu (22/7). Sandiaga mengemukakan, keinginan masyarakat itu terpaksa harus urung dilakukan akibat terbentur aturan kawasan konservasi yang melarang ada pembangunan konstruksi.
“Sudah ada sejak dulu. Tapi yang menjadi permasalahan, ini adalah daerah konservasi yang sangat ketat dalam penerapan tidak ada pembangunan di dalamnya. Nah ini memang harus dibicarakan,” kata Sandiaga.
Sandiaga menyebutkan, ada masukan yang menyatakan bahwa monorail yang dibangun di kawasan Ragunan akan membantu mobilitas masyarakat untuk berkunjung. Namun guna mencari jalan tengahnya, Sandiaga mengaku akan menghadirkan bentuk transportasi umum lainnya.
“Tadi masukan dari KJT, monorel ini akan membantu mobilisasi. Tapi saya rasa yang perlu lebih didorong adalah konektivitas Ragunan ini dengan simpul-simpul moda transportasi seperti stasiun kereta, halte Transjakarta dan beberapa transportasi umum lainnya. Ini yang kita ingin hadirkan,” ungkapnya.
Sandiaga mengungkapkan, ada baiknya jika paru-paru Jakarta ini bisa dimanfaatkan bagi pejalan kaki. Selain menerapkan pola hidup sehat, guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat Jakarta Selatan.
“Dan budaya jalan kaki, budaya hidup sehat ini perlu diterapkan. Karena satu putaran Ragunan ini 5 km. Jadi cukup kalau dilakukan 2 jam-2,5 jam itu sangat nyaman berjalan dengan keluarga. Tapi pada intinya kita melihat bahwa Ragunan menjadi oase, menjadi paru-paru kota Jakarta khususnya Jakara Selatan. Kualitas udara juga sangat terbantukan di sekitar wilayah Ragunan ini,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
