MRT - JAKARTA. PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan peletakan batu pertama alias groundbreaking pembangunan MRT lintas Timur-Barat (East-West) berlangsung Agustus 2024.
Jalur lintas Timur - Barat ini, menghubungkan kawasan Cikarang-Balaraja dengan pinjaman dari Jepang sebesar 140,699 miliar yen atau sekitar Rp 14,49 triliun (kurs Rp 103). Adapun pembangunan fase I tahap 1 yang ditargetkan beroperasi 2031.
Ditektur Utama MRT Jakarta Tuhiyat menjabarkan pembangunan MRT lintas Timur - Barat fase I tahap 1 akan mencakup jalur Medan Satria-Tomang dan Rorotan sepanjang 30,4 km.
Baca Juga: MRT Jakarta Teken Kerjasama Pengembangan Kawasan MRT Senilai Rp 11 Triliun
Rencananya, akan terdapat 21 stasiun, terdiri dari 13 stasiun elevated dan 8 stasiun bawah tanah di mana depo akan dibangun di Rorotan. Lalu, pembangunan fase I tahap 2 pembangunan jalur Tomang-Kembangan sepanjang 9,2 km dengan 6 stasiun elevated.
Selanjutnya, pembangunan fase II yang mencakup Kembangan-Balaraja akan hadir sepanjang 29,9 km dengan 14 stasiun elevated dan Medan Satria-Cikarang sepanjang 20 km dengan 7 stasiun elevated.
"Untuk pembangunan Timur dan Barat fase 1 tahap 1 pendanaan bersama JICA sedangkan pembangunan fase 1 tahap 2 Tomang - Kembangan, masada kajian dulu, terkait dengan siapa provider financing belum ada," ujarnya saat konferensi pers di Wisma Nusantara II di Jakarta, Kamis (16/5).
Tuhiyat melanjutkan, pihaknya sempat mengundang beberapa negara untuk berinvestasi membangun area tersebut, namun itu sangat tergantung dengan Kementerian Perhubungan yang selanjutnya lakukan koordinasi dengan daerah setempat, baik dengan Provinsi Banten atau Jabar.
Tuhiyat namun menegaskan, saat ini pihaknya fokus untuk menyelesaikan pembangunan MRT di Jakarta terlebih dulu.
Baca Juga: Pembangunan Fase 2A CP201 MRT Jakarta yang Hubungkan Harmoni - Kota Capai 75,83%
"Kita memang membangun East-West ini atau North-South itu dari area Jakarta dulu," ucapnya.
Asal tahu saja, pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menandatangani dokumen Perjanjian Pinjaman Lunak Official Development Assistance (ODA) senilai 140,699 miliar yen pada 13 Mei 2024. Pinjaman itu untuk pembangunan MRT Jakarta jalur Timur-Barat fase 1 tahap 1 meliputi wilayah Tomang-Medan Satria.
Adapun suku bunga untuk pinjaman ini sebesar 0,3% per tahun, termasuk 0,2% per tahun untuk konsultan. Kemudian, masa pengembalian 40 tahun, termasuk masa tenggang 10 tahun.
"Loan tandatangan antara Indonesia sama Jepang. Total Rp 14 triliun ini itu nanti pinjamannya ditanggung oleh pemprov DKI 51% lewat APBD, 49% ditanggung pemerintah pusat lewat APBN. Pengembaliannya yang 49% itu dihibahkan ke Pemda DKI, jadi DKI full dapat dari pusat, kemudian dia sendiri hanya menanggung 51%," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News