BATAM. Pemerintahan akan memprioritaskan pengadaan listrik di Natuna, Kepulauan Riau, dalam program pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt selama lima tahun ke depan. "Natuna menjadi prioritas, tahun ini juga pengadaannya," kata Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepri Darwin di Batam, Jumat.
Natuna termasuk dalam kategori pulau-pulau di perbatasan, sehingga diikutkan dalam program percepatan menerangi pulau perbatasan. Di Natuna, pemerintah berencana mengadakan tiga mesin pembangkit tenaga listrik, yaitu mesin bertenaga diesel berkekuatan 2 kali 3 megawatt dan mesin bertenaga gas berkekuatan 25 megawatt.
"Yang dua kali tigawatt yang kami harapkan tahun ini," kata dia.
Selain Natuna, ia memastikan seluruh kabupaten kota di Kepri mendapatkan tambahan mesin listrik dari pemerintah dalam program 35.000 MW listrik. Namun, ia enggan memberikan rincian untuk masing-masing kabutapen kota lainnya."Saya sedang tidak bawa datanya," kata dia.
Saat ini, Kabupaten Natuna sedang mengalami krisis listrik. Dalam sehari, alirannya bisa mati berkali-kali dan setiap mati bisa berjam-jam.
Darwin mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan Manager Area PLN di Natuna untuk menyari solusi yang terbaik bagi masyarakat di perbatasan Indonesia dengan Vietnam dan Thailand itu.
Ada dua skenario PLN dalam mengaliri listrik di kabupaten kaya gas itu, yaitu menyewa mesin dan menggunakan mesin lama yang kini berada di Pulau Belakangpadang Kota Batam.
"PLN akan sewa mesin tenaga diesel dua kali 500, jadinya satu mega watt. Tahun kemarin sudah lelang tapi gagal. Januari lelang ulang, harapan kami tidak gagal lagi sehingga pada April sudah terpasang," kata dia.
Kemudian, untuk skenario ke dua, DPRD Kabupaten Natuna sudah mendatangi Pulau Belakangpadang demi melihat kondisi mesin. Ia memastikan mesin dalam kondisi baik.
Mesin itu tidak lagi digunakan masyarakat Pulau Belakangpadang, karena aliran listrik ke pulau itu dipasok menggunakan jalur bawah laut dari listrik Batam milik PT Pelayanan Listrik Nasional B'right Batam, anak perusahaan PLN Persero.
Warga Natuna Cipi Ckandina berharap beberapa skenario pemerintah jangka pendek dan jangka panjang itu bisa menyelesaikan masalah listrik di kabupaten itu.
Ia mengatakan kondisi listrik di Natuna sempat berpola delapan jam mati dan delapan jam hidup. Namun kini pola itu sudah berubah, dan kerap hidup-mati. "Kabarnya nanti menggunakan pola dua hari mati satu hari hidup, tapi belum mulai," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News