Nias masuki hari keempat krisis listrik

Selasa, 05 April 2016 | 13:58 WIB Sumber: Kompas.com
Nias masuki hari keempat krisis listrik


GUNUNGSITOLI. Memasuki hari keempat pemadaman listrik, kebutuhan akan lilin dan mesin genset di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, melonjak. Penjual lilin dan genset mulai kehabisan stok karena banyaknya pembeli.

Toko Linory Jaya di Jalan Diponegoro, Kota Gunungsitoli, misalnya, sejak pagi hingga siang ini diserbu pembeli yang mencari mesin genset.

Indah, pemilik elektronik tersebut mengatakan, pemadaman listrik sejak Jumat (1/4) tengah malam lalu menyebabkan jumlah pembeli genset bertambah.

"Sekarang diburu pembeli dan 2 hari lalu kami sampai kehabisan," kata Indah di tokonya, Selasa (5/4).

Toko tersebut menjual genset berbagai ukuran dan jenis dengan harga Rp 1 juta hingga Rp 13 juta.

"Persediaan genset kecil bahan bakar premium sudah mulai habis dan sudah kami pesan lagi," ujar Indah.

Sementara itu, sejumlah minimarket, warung, dan kedai, penjualan lilin juga meningkat.

"Biasanya jelang sore hari lilin banyak dicari warga, saya sering kehabisan," ujar Darno, pemilik kedai di Kelurahan Ilir, Kota Gunungsitoli, Selasa (5/4).

Darno mengatakan, peningkatan penjualan lilin itu berlaku untuk berbagai ukuran. Pembeli terpaksa menggunakan lilin karena tidak mampu membeli genset.

Listrik di wilayah Nias padam setelah penyedia pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang disewa oleh PT PLN Area Nias menghentikan operasi pembangkit.

Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin, Senin (4/4/2016) di Jakarta menyesalkan penghentian operasi mesin secara sepihak tersebut.

Menurut Amir, pemutusan operasi PLTD sewa berkapasitas total 20 MegaWatt itu dilakukan dua hari sebelum jatuh tempo pembayaran sewa.

"Penghentian operasi mesin secara sepihak sangat disesalkan karena hal ini berhubungan dengan pelayanan listrik PLN di Nias yang terpaksa harus mengalami pemadaman," ujarnya seperti dikutip Antara.

Ia menyebutkan, dalam pertemuan PLN dengan penyedia PLTD dan pimpinan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Nias, disepakati perpanjangan sewa selama satu tahun atau hingga Maret 2017.

Namun, pada Jumat (1/4) pukul 22.21 WIB, pemilik PLTD sewa memberhentikan operasi mesin tersebut secara tiba-tiba. Hal itu mengakibatkan wilayah Nias mengalami krisis listrik sebesar 20 MW dari total beban puncak sebesar 24 MW.

Amir mengatakan, PLN tidak mempunyai tunggakan tagihan sewa kepada pemilik PLTD di Nias. "Semua tagihan yang sudah masuk telah diselesaikan pembayarannya oleh PLN," katanya.

Untuk kontrak sewa PLTD yang berakhir 25 Maret 2016, PLN telah membayar tahap pertama pada 23 Maret 2016 sebesar Rp 9 miliar dan tahap kedua pada 1 April 2016 juga Rp 9 miliar.

"Dengan demikian, kewajiban PLN terhadap penyedia sewa telah dipenuhi. Namun, mengapa pada tanggal yang sama (1 April) pihak penyedia sewa PLTD tiba-tiba menghentikan operasinya," ujarnya.

Sebagai langkah darura, PLN mendatangkan 17 genset dengan total kapasitas 1,25 MVA ke Nias. PLN juga melakukan negosiasi dengan pemilik mesin PLTD, baik di Amerika maupun perwakilan di Indonesia, untuk mendatangkan genset sebesar 12 MW di Langsa, Aceh, dan membeli PLTD sebesar 10 MW.

"Diharapkan mesin PLTD tersebut dapat beroperasi pada Minggu (10/4)," ujar Amir. (Hendri Yanto Halawa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia

Terbaru