DENPASAR. Bali menghasilkan devisa sebesar 40,33 juta dolar AS dari pengapalan berbagai jenis matadagangan selama bulan Februari 2016, meningkat 11,44 persen dibanding bulan sebelumnya (Januari 2016) yang tercatat 36,19 juta dolar AS.
"Namun perolehan tersebut menurun 1,47 persen dibanding devisa yang diraup pada bulan Februari tahun 2015 yang menghasilkan 36,19 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, lima komoditas utama yang menembus pasaran luar negeri itu terdiri atas produk ikan dan udang sebesar 21,01 persen, menyusul produk pakaian jadi bukan rajutan 14,66 persen dan produk perhiasan (permata) 12,09 persen.
Selain itu juga mengapalkan produk kayu dan barang dari kayu 9,91 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 7,20 persen.
Adi Nugroho menjelaskan, berbagai jenis komoditas andalan Bali menembus pasaran mancanegara, paling banyak diserap oleh pasaran Amerika Serikat 24,91 persen, menyusul Jepang 7,65 persen, Singapura 8,72 persen, Spanyol 5,88 persen dan Australia 5,59 persen.
Ekspor berbagai jenis komoditas dari Bali ke pasaran luar negeri itu paling banyak melalui pelabuhan laut di Jawa Timur yang mencapai 54,46 persen, pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali 43,46 persen, pelabuhan di DKI Jakarta 2,02 persen dan Jawa Tengah 0,05 persen.
Adi Nugroho menambahkan, meningkatnya nilai ekspor Bali yang cukup signifikan itu dipengaruhi oleh semakin lancarnya pengiriman berbagai jenis cinderamata tujuan Spanyol yang mencapai 1,39 juta dolar AS atau naik 142,34 persen.
Selain itu juga menunjukkan kenaikan relatif tinggi tujuan Tiongkok, Amerika Serikat, Prancis dan Italia. Dari jenis komoditas dipengaruhi oleh naiknya nilai ekspor pada kelompok pakaian jadi bukan rajutan sebesar 1,16 juta dolar AS serta kayu dan barang dari kayu 867.968 dolar AS.
Sisanya juga menunjukkan adanya kenaikan antara lain benda-benda dari batu, gips dan semen sebesar 463.325 dolar AS, barang rajutan 458.279 dolar AS serta daging dan ikan olahan 422.095 dolar AS, ujar Adi Nugroho.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News