KERETA API - BANYUWANGI - Pembangunan industri kereta api terbesar se-Indonesia di Banyuwangi resmi dimulai. Groundbreaking dilakukan Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di areal pabrik, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Minggu (31/3).
Pabrik kereta api milik BUMN PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA/Persero) di lahan seluas 83 hektare (ha) dengan investasi Rp 1,6 triliun itu bakal difokuskan menggarap pasar ekspor ke Asia, Afrika, dan Australia.
Imam Apriyanto mengatakan, pabrik tersebut membawa teknologi terbaru hasil kolaborasi dengan Stadler Rail Group, salah satu perusahaan kereta api terbesar dunia. Menurutnya, pasar ekspor INKA saat ini kian berkembang. Karena itu, pihaknya membangun pabrik baru yang lebih canggih di Banyuwangi.
"Kami pilih Banyuwangi karena daerah ini punya pelabuhan ekspor sehingga bisa menekan biaya pengiriman,” ujarnya.
Ia melanjutkan, komitmen Banyuwangi dalam mendukung investasi juga menjadi pertimbangan kementerian BUMN. Pabrik anyar itu bakal menghasilkan hingga 4 gerbong kereta per hari, jauh lebih besar dibanding pabrik INKA di Madiun yang hanya menghasilkan satu kereta per hari.
Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro menambahkan, saat ini INKA menerima banyak pesanan kereta untuk ekspor. Salah satunya Srilanka yang memesan 250 kereta dengan nilai USD 100 juta.
Belum lagi untuk memenuhi pesanan dari Bangladesh dan Filipina. INKA juga menjajaki peluang pasar baru di Afrika, Australia, dan Taiwan. “Makanya kami ingin pabrik Banyuwangi bisa cepat selesai. Targetnya 2020 sudah jalan produksi,” katanya.
INKA bakal merekrut 2.000 pekerja lokal. Sebagian bakal dikirim magang 3 bulan di Swiss sembari menunggu proses pembangunan pabrik. INKA berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi membuka jurusan perkeretaapian di Politeknik Negeri Banyuwangi dan sejumlah SMK.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, Banyuwangi menyambut INKA dalam kerangka pengembangan sektor pariwisata (tourism), perdagangan (trade), dan investasi (investment).
“TTI atau tourism, trade, investment ini kami padukan. Tourism karena di industri ini juga ada Museum Kereta Api terbesar yang bakal jadi destinasi. Penguatan trade karena ini ekspor, sehingga lewat INKA ini juga kami mengirim pesan tentang keuntungan berinvestasi di Banyuwangi yang memiliki pelabuhan laut dalam alami yang bisa disinggahi kapal besar,” kata Anas.
Adapun terkait investment, kehadiran INKA memperkuat Banyuwangi sebagai destinasi investasi yang prospektif. “Jadi antara tourism, trade, dan investment, tiga aspek kunci dalam pembangunan daerah, kita jadikan dalam satu tarikan nafas,” tambahnya. (Haorrahman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News