Pamapersada gandeng YDBA kembangkan potensi UMKM di Kaltim

Jumat, 01 April 2022 | 17:59 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Pamapersada gandeng YDBA kembangkan potensi UMKM di Kaltim

ILUSTRASI. Pengembangan UMKM YDBA bersama Pamapersada di Bontang Kaltim


UMKM - JAKARTA. Guna mewujudkan sustainability UMKM di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya Bontang dan Paser melalui community development Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) berkolaborasi bersama PT Pamapersada Nusantara.

Pengembangan UMKM di sana dilakukan melalui Lembaganya Pengembangan Bisnis (LPB) Pama Bessai Berinta Bontang pada tahun 2015 dan LPB Pama Daya Taka pada tahun 2013.

Adapun LPB didirikan untuk mendukung UMKM agar mandiri dan berkelanjutan melalui berbagai program pembinaan, antara lain pelatihan, pendampingan, fasilitasi pemasaran dan fasilitasi pembiayaan.

Baca Juga: Kementerian Koperasi UKM Terus Membangun Kolaborasi untuk Pengusaha Kecil

"Pengembangan lewat community development ini agar masyarakat disana tak hanya jadi penonton jadi kita gali dan kembangkan potensi disana. Dan kita tahu bahwa tambang akan ada batasnya, maka bagaimana kita siapkan sustainable pasca tambang," kata CSR Departement Head PT Pamapersada Nusantara Maidi Irvan, dalam diskusi virtual YDBA pekan ini.

Sekretaris Pengurus YDBA, Ida R. M. Sigalingging mengatakan, berbagai kerjasama dilakukan dalam membuat naik kelas UMKM binaan YDBA. Termasuk dengan PT Pamapersada Nusantara ini dimana ada sekitar ada 160 UMKM binaan di wilayah Bontang.

Selain naik kelas, YDBA juga ingin UMKM binaan mampu melebarkan pasar secara nasional bahkan internasional. Ida berharap dengan kerja sama Pama ini akan menciptakan UMKM unggulan baik dari sektor kuliner atau pertanian.

YDBA juga berencana menjalin kerjasama dengan Bea Cukai agar produk UMKM binaannya bisa sampai ke perbatasan di Malaysia.

"Itu sebabnya kami bersama Pama selalu siapakah legalitas, karena kalau mau nasional dan internasional masalah legalitas jadi hal utama," imbuh Ida.

Ke depan YDBA juga terus mendorong UMKM binaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan produktivitas serta berkolaborasi dengan banyak pihak.

Baca Juga: Hangat laba panen perdana petani jahe merah binaan YDBA

UMKM binaan YDBA bersama Pamapersada Nusantara di Bontang, Kaltim salah satunya ialah UMKM Kuliner 2Nayang Nur Aini pada tahun 2009. Usaha kuliner ini awalnya fokus pada produksi satu jenis amplang, namun sejak jadi binaan YDBA di 2016 Nur Aini diarahkan untuk melakukan inovasi untuk produknya.

Saat ini, Nur Aini memiliki beberapa varian amplang yang menjadi best seller di berbagai pasar. Varian tersebut, antara lain amplang tenggiri, amplang cumi dan amplang kepiting. Selain legalitas, produk Nur Aini berhasil mendapatkan sertifikasi halal yang menjadikan produknya dipercaya oleh para customer.

Produk 2Nay saat ini dipasarkan di berbagai wilayah, antara lain Galeri Pama di Bandara Balikpapan, Galeri Pama di Bandara Banjarmasin, Galeri UMKM YDBA di Jakarta, seluruh mini market di wilayah Bontang serta di platform online untuk menjangkau customer lebih luas lagi.

"Saya didorong untuk melakukan inovasi oleh LPB, waktu itu disarankan coba amplang dari cumi sama kepiting dan ternyata bisa. Sejak dibina ada kenaikan omzet sekitar 30-35%," kata Nur Aini.

Selanjutnya Nur Aini berencana akan mengambangkan inovasi untuk menambah varian produk kembali. Rencananya Ia akan mengembangkan potensi ikan bawis yang melimpah disana untuk diolah menjadi keripik.

Kemudian, UMKM perikanan yang dikembangkan Syufuan Hadi sejak tahun 2020. Syufuan merupakan UMKM Binaan LPB Pama Daya Taka Paser yang fokus pada bisnis pemijahan dan pembesaran dalam sektor perikanan.

Program yang diikuti Syufuan, antara lain pelatihan dan pendampingan pemijahan serta pendampingan siklus budidaya dan manajemen pakan.

Baca Juga: Lewat program Ayah Angkat, YDBA libatkan IKM dalam rantai pasok industri otomotif

"Sebelum dibina LPB saya kan otodidak budidaya, tapi sekarang kami punya standar dan SOP dalam budidaya termasuk pemijahan," kata Syufuan.

Melalui program tersebut Syufuan mampu melakukan pemijahan ikan secara mandiri dan melakukan proses budidaya yang sudah sesuai standar dengan produktivitas mencapai 30.000-40.000 ekor dalam satu kali siklus pemijahan.

"Kita punya jenis lele yang tidak ada di sini. Kita cari referensi mana lele yang belum ada yaitu lele arab," ceritanya.

Sama seperti Nur Aini inovasi menjadi penting dalam meningkatkan usaha, maka Syufuan berencana ingin melakukan inovasi dengan menambah jenis ikan yang akan dibudidayakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru