JAKARTA. Ribuan pekerja pintu tol yang dikelola oleh PT Jasa Marga Tbk (Persero) mengancam akan melakukan aksi mogok kerja dan menutup beberapa pintu tol yang dikelola BUMN tersebut.
Mirah Sumirat, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia) yang juga merupakan Ketua Umum Serikat Karyawan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, anak perusahaan Jasa Marga mengatakan, rencana tersebut dilakukan dengan satu alasan.
Pekerja merasa dibohongi. Mirah mengatakan, kebohongan tersebut dilakukan oleh Jasa Marga terhadap 3000-an lebih pekerja outsourcing mereka. Pada Oktober 2013 lalu, pekerja oustsourcing tersebut dialihkan oleh Jasa Marga ke PT Jalantol Lingkarluar Jakarta, anak perusahaan mereka dengan janji, November 2015 akan diangkat menjadi karyawan tetap.
Kesepakatan tersebut bahkan sudah dituangkan dalam kesepakatan tertulis antara direktur SDM dan umum PT Jasa Marga dengan dirut PT Jalantol Lingkarluar Jakarta.
Tapi, janji tersebut diingkari. Ribuan karyawan outsourcing yang rencananya akan diangkat menjadi karyawan teta di PT Jalantol Lingkar Luar Jakarta malah akan dilempar ke PT Jasa Layanan Operasi, anak perusahaan PT Jasa Marga yang baru. Mirah mengatakan, atas keputusan tersebut, pekerja merasa dipermainkan. "Ini bukan masalah karyawan tetap atau bukan, ini pengingkaran komitmen," kata Mirah kepada KONTAN Selasa (20/10).
Mirah mengatakan, sebelum menutup jalan tol, pihaknya akan melakukan aksi demontrasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga DPR. Aksi demo tersebut rencananya akan dilakukan pada 21 Oktober sampai 23 Oktober mendatang.
Kalau aksi tersebut tidak ditanggai, pekerja akan menutup jalan tol yang dikelola Jasa Marga pada tanggal 28 Oktober sampai 30 Oktober mendatang. Ruas tol yang akan menjadi sasaran antara lain; Pondok Pinang, Lenteng Agung, Pasar Rebo, Kampung Rambutan, Bambu Apus, Bintara, Cakung, Pulogadung, dan Cikunir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News