Pemkab Ngawi Minta Wilmar Perluas Kemitraan dengan Petani

Minggu, 17 September 2023 | 15:43 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Pemkab Ngawi Minta Wilmar Perluas Kemitraan dengan Petani

Pemerintah Kabupaten Ngawi berharap PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) memperluas kemitraan dengan petani


AGRIBISNIS -  JAKARTA. Pemerintah Kabupaten Ngawi berharap PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) memperluas kemitraan dengan petani melalui Farmer Engagement Program di wilayah tersebut. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Ngawi, Supardi, menyatakan pihaknya selalu terbuka kepada investasi dengan syarat petani harus digandeng. Sejak awal, mereka telah meminta WPI untuk menggandeng langsung petani dalam bisnisnya. 

Hal ini sesuai dengan semangat pemerintah kabupaten untuk memotong mata rantai penjualan gabah. "Baru Wilmar yang benar-benar bermitra dengan petani. Kami harap kerjasama ini dapat berlanjut," ujar Supardi dalam keterangan tertulis, Minggu (17/8).

Baca Juga: Soroti Kenaikan Harga Beras, Ombudsman Minta Evaluasi HET

Menurutnya, kemitraan ini memberikan dampak positif dengan petani mendapatkan harga yang layak. Sebelumnya, informasi harga gabah terhadap petani sangat terbatas, sehingga akses pasar minim dan harga sering ditentukan oleh tengkulak. 

Ia berharap WPI dapat menambah luas lahan kemitraan yang saat ini mencapai 800 hektare.

Dengan total luas lahan sawah 50.715 ha, produksi gabah di Ngawi mencapai 882.000  ton per tahun, menempati posisi keenam tertinggi di Indonesia. Kebutuhan beras di Ngawi 10% dari total produksi per tahun, sehingga diperlukan investasi penggilingan besar. 

Tahun ini target produksi gabah adalah 850-900 ton. "Masih banyak peluang untuk kemitraan," kata Supardi.

Ia juga menilai bahwa kehadiran WPI tidak mengancam penggilingan lokal. Justru terjadi sinergi untuk bersama-sama berkembang. Ini didorong oleh kesadaran pelaku usaha penggilingan untuk mengikuti perkembangan zaman. 

Baca Juga: Bantah Ada Monopoli di Wilmar, Bapanas: Stok Gabah Wilmar Juga Terbatas

"Saat ini ada 135 penggilingan kecil dan empat penggilingan besar. Semuanya bersinergi," jelasnya.

Terpisah, Ratna Esminar, pelaku usaha penggilingan di Ngawi, merasa mendapat manfaat bermitra dengan WPI seperti kepastian harga, kelancaran pembayaran, dan akses pasar. 

Hal ini memberikan dampak positif pada bisnisnya dan para petani yang bermitra dengannya. "Dulu saya harus mencari pembeli dengan informasi harga yang minim dan sistem pembayaran yang berbeda. Namun sekarang, saya mendapatkan kontinuitas dan kepastian," tutur Ratna.

Kemitraan ini membantu Ratna dalam mengembangkan usahanya, terutama saat panen raya. Sebelumnya, ia hanya memproses gabah maksimal 10 ton per hari jika ada pembeli yang pasti. Proses pembayaran pun baru cair lima hari kemudian. 

Baca Juga: Wilmar Bantah Dugaan Monopoli Harga Gabah

"Sekarang saya bisa membeli sesuai stok gabah. Dulu satu rit (8-10 ton), sekarang bisa 5 rit. Bisnis saya berjalan lancar," ungkap Ratna, yang telah berkecimpung dalam bisnis penggilingan sejak 1997.

Ratna menambahkan bahwa dia menyadari perlunya mengikuti perkembangan zaman karena adanya perubahan tuntutan pasar yang memerlukan teknologi terbaru dalam pengolahan gabah. Meski belum memiliki teknologi tersebut, ia berupaya mendapatkan manfaat dari keberadaan perusahaan besar seperti WPI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli
Terbaru