YOGYAKARTA. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat selama 2014 sampai bulan September, kalangan ibu rumah tangga (IRT) mendominasi jumlah penderita HIV/AIDS di provinsi setempat.
"Angka jumlah ibu rumah tangga (penderita HIV/AIDS) lebih tinggi dari pekerja seks komersial (PSK) yang jumlahnya terbatas," kata Staf Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DIY, Prahesti di Yogyakarta, Selasa (30/12).
Menurut dia, ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS rata-rata merupakan korban tertular dari suami yang gemar melakukan hubungan seks bebas dengan pasangan lain.
Meski demikian, kasus HIV/AIDS di DIY pada 2014 mengalami penurunan jika dibanding tahun 2013. Temuan kasus HIV/AIDS hingga September 2014, dia menyebutkan, sebanyak 367 kasus. Sementara pada 2013 mencapai 501 kasus HIV/AIDS.
"Mengalami penurunan jika dibanding 2013. Namun cenderung fluktuatif jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena pada 2010 kasusnya sempat anjlok menjadi 131 dari 2009 yang mencapai 561 kasus," kata dia.
Sementara itu, jika ditinjau berdasarkan wilayah, kasus HIV/AIDS tertinggi di Kota Yogyakarta dengan jumlah akumulasi kasus sejak 1993 mencapai 774, terdiri atas 529 kasus HIV dan 245 kasus AIDS. Sementara terendah di Kabupaten Kulonprogo dengan 123 kasus, terdiri atas 51 kasus AIDS dan 72 HIV.
Penyebaran virus penyakit mematikan tersebut, menurut dia, lebih cenderung disebabkan faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti hubungan seks bebas dan penggunaan narkotika dengan jarum suntik. Sedangkan sisanya bisa karena transfusi darah, hubungan anak dalam kandungan ibu, dan lainnya.
Untuk menekan jumlah kasus HIV/AIDS, menurut dia, pihak Dinas Kesehatan terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar waspada terhadap perilaku yang berisiko tertular penyakit tersebut.
"Bagi yang terindikasi tertular HIV/AIDS juga kami minta untuk segera melakukan diagnosa dini," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News