Perajin rotan keluhkan bahan baku dan modal

Selasa, 12 Januari 2016 | 15:27 WIB Sumber: Antara
Perajin rotan keluhkan bahan baku dan modal


BENGKULU. Perajin mebel berbahan rotan di Kota Bengkulu mengeluhkan sulitnya mendapatkan bahan baku serta bantuan permodalan sehingga mereka kesulitan bersaing menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN atau MEA.

"Kami dibiarkan berjuang sendiri tanpa bantuan modal dan pembinaan untuk pemasaran," kata Kamto, perajin mebel berbahan rotan di Kota Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan bahwa usaha yang sudah digelutinya sejak 2003 itu sudah mengalami pasang surut dan tetap bertahan dengan dukungan modal dari keluarga besar.

Untuk bahan baku kata Kamto, didatangkan dari luar provinsi yakni Sumatra Selatan dan Jambi. Hal itu dikarenakan sulitnya birokrasi untuk mendapatkan rotan dari kawasan Bengkulu.

"Sementara bahan rotan Bengkulu ini justru dibawa ke luar daerah seperti Cirebon, Jakarta, Medan dan Padang," ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa pada 1990-an, Bengkulu dikenal sebagai wilayah penghasil rotan dengan jenis yang paling terkenal adalah rotan manau dan rotan sego.

Termasuk rotan asal Pulau Enggano, pulau terluar Bengkulu menurutnya memiliki potensi besar sebagai penghasil rotan.

"Tahun 1980-an Bengkulu pernah mencanangkan penanaman rotan dengan pembagian bibit yang banyak, tapi proses panennya sangat rumit," ujarnya.

Bahan baku yang harus didatangkan dari luar daerah membuat modal semakin tinggi. Padahal pemesanan terhadap furnitur dari bahan rotan tetap tinggi.

Setiap bulan kata Kamto, ia dibantu istri dan seorang karyawannya dapat meraup �mset sebesar Rp25 juta dengan harda produk mulai dari Rp400 ribu hingga Rp14 juta.

"Kami tidak pernah berhenti membuat produk, karena permintaan selalu ada, tapi kelemahannya adalah modal dan bahan baku," ucapnya.

Kamto berharap pemerintah dapat mendukung usaha mereka, terutama untuk menghadapi pasar bebas ASEAN yang sudah dimulai awal tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan
Terbaru