BENGKULU. Provinsi Bengkulu menjadi salah satu daerah yang ikut terdampak krisis garam akibat gagal panen di Madura, Jawa Timur.
Kepala Gudang perusahaan pengolahan garam Bengkulu CV Abadi, Indra menjelaskan sudah dua bulan perusahaan tersebut tidak beroperasi akibat tidak adanya distribusi garam dari Madura.
"Jadi stok bahan baku sudah kosong sejak dua bulan lalu, biasanya kami mendatangkan bahan baku dari Madura, sementara disana gagal panen, dan baru akan panen September nanti, namun hal ini juga tidak pasti juga akibat cuaca," kata, Rabu (26/7).
Di Bengkulu sendiri sampai sekarang, kata Indra, belum ada petani garam, sebab lokasi pantai daerah itu belum terbukti cocok untuk dijadikan tambak garam.
"Di sini daerah muara sungai dan teluk, selain itu perlu kajian ilmiah dan laboratorium juga jika ingin produksi bahan baku garam, apakah air lautnya layak dan memenuhi unsur kesehatan," kata dia lagi.
Oleh karena itu satu-satunya daerah penyuplai bahan baku garam konsumsi untuk Provinsi Bengkulu yakni dari Madura.
"Kami sudah laporkan ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan kondisi ini, semoga ada tindak lanjut, sebab garam yang beredar di pasaran saat ini hanya stok lama, tidak ada lagi produksi baru," ucapnya.
CV Abadi merupakan satu dari dua perusahaan pengolahan garam di Bengkulu, yakni mengolah bahan baku melalui proses iodinasi sebelum dikemas dan didistribusikan ke seluruh pasar di provinsi itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News