Petani lesu karena harga sawit masih murah

Selasa, 29 September 2015 | 20:00 WIB Sumber: Antara
Petani lesu karena harga sawit masih murah


SAMPIT. Petani kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah semakin lesu karena harga jual kelapa sawit yang masih rendah sehingga berpengaruh besar terhadap penghasilan mereka.

"Biasanya harganya Rp1.300 per kilogram, tapi sekarang hanya Rp700 per kilogram. Bahkan di kecamatan lain informasinya ada yang hanya laku Rp450 per kilogram," kata Ida, warga Kecamatan Telaga Antang di Sampit, Selasa (29/9).

Terpuruknya harga kelapa sawit dirasakan sudah tiga bulan terakhir. Penurunan harga diperkirakan dampak turunnya permintaan kelapa sawit dan produk turunannya di tingkat dunia sehingga turut berimbas pada harga kelapa sawit di Kotim.

Penurunan harga yang hampir 50 persen, cukup memukul sektor yang kini menjadi salah satu andalan di Kotim. Selain ikut program plasma dengan perusahaan besar swasta, cukup banyak warga yang membuka perkebunan kelapa sawit secara mandiri sesuai kemampuan modal mereka.

Selain masalah harga, petani kelapa sawit di Kotim juga banyak yang merugi akibat kebakaran lahan. Tidak sedikit yang rugi hingga puluhan juta rupiah setelah kebun sawit mereka ludes terbakar.

Masyarakat tak bisa berbuat banyak memadamkan api karena lahan mereka berupa gambut sehingga sangat mudah terbakar dan sulit dipadamkan. Sumber air juga kering, sementara lahan yang terbakar sebagian jauh dari badan jalan membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan mencapai lokasi.

"Kerugian dihitung dari harga bibit saja, satu hektare itu bisa sampai Rp 10 juta. Belum lagi pupuk, biaya perawatan, pembersihan lain dan rugi waktu. Kalau kebun yang terbakar berhektare-hektare, tentu akan sulit bangkit karena kerugiannya sangat besar," kata Putra, salah satu petani sawit di Kecamatan Baamang.

Dia mengaku sempat sedih karena kebun sawitnya ikut terbakar akibat api menjalar dari lahan kosong milik warga lain. Meski begitu, dia tidak patah semangat dan berencana kembali menanami kebun sawitnya tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru