PHRI apresiasi kebijakan Disparekraf DKI Jakarta membuka sejumlah sektor industri

Kamis, 20 Agustus 2020 | 22:15 WIB   Reporter: Amalia Nur Fitri
PHRI apresiasi kebijakan Disparekraf DKI Jakarta membuka sejumlah sektor industri

ILUSTRASI. Pengunjung dengan sekat plastik duduk berjaga jarak di kedai Ketika Kopi. ANTARA FOTO/Fauzan/aww.


VIRUS CORONA - JAKARTA. Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengapresiasi kebijakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta kembali membuka sejumlah sektor yang sebelumnya ditutup akibat corona.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Dinas Pariwisata DKI Jakarta membuka kembali operasional Hotel/Akomodasi, Restoran/Rumah Makan, Cafe, Kawasan Pariwisata, Taman Margasatwa atau Kebun Binatang, Museum dan Galeri, Pantai/Wisata Kepulauan Seribu, Jasa Perawatan Rambut, Taman Rekreasi Indoor dan Outdoor, Golf dan Driving Range, Pertunjukan di Ruang Terbuka, Produksi Film, Corporate Event dan Meeting/Seminar/Workshop yang berlaku per 14 sampai 27 Agustus 2020.

"Tentu kami menyambut baik kebijakan Dinpar DKI Jakarta. Fasilitas hotel dari lini MICE berkontribusi banyak bagi pendapatan hotel. Kami sendiri secara asosiasi juga sudah melakukan review mendalam mengenai protokol kesehatan yang dijalankan nantinya," ungkap Maulana saat dihubungi Kontan, Kamis (20/8).

Baca Juga: Pengelola bioskop kecewa industri hiburan di Jakarta masih belum diizinkan buka

Secara nasional, pendapatan dari lini MICE mampu menyumbang rata-rata 40% bagi pendapatan perhotelan. Selain itu, dalam kondisi liburan panjang saat ini, masyarakat banyak melakukan staycation di beberapa hotel. Sehingga waktu yang tepat untuk mengaktifkan kembali fasilitas MICE.

"Sejak masa pelonggaran PSBB hingga akhir Juli lalu, memang ada kenaikan okupansi. Tapi sangat kecil nilainya yakni masih 5% per bulan, hal ini diakibatkan selain fasilitas yang tidak beroperasi juga masih ada kekhawatiran bepergian karena COVID-19," sambungnya.

Ia melanjutkan, DKI Jakarta sebagai ibu kota juga berkontribusi besar dalam business tourism perhotelan. Banyaknya perusahaan asing serta sebagai pusat pemerintahan, membuat kegiatan bisnis seperti meeting, konferensi, pameran dan lainnya menjadi pendapatan besar bagi hotel-hotel di Jakarta.

Baca Juga: Bioskop dan kolam renang di Jakarta tidak diizinkan buka hingga 27 Agustus 2020

Maulana berkata, ke depannya Pemerintah dapat menggalakkan komunikasi antar negara supaya ada kunjungan negara lain ke Indonesia.

"Hidup hotel bergantung dari acara dan event, dan kalau di Jakarta, event dari korporasi asing atau Pemerintah banyak sekali memberikan pendapatan. Tentu dengan kebijakan ini, perekonomian nasional bisa bergerak lebih baik," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru