KEJAHATAN DAN KEKERASAN - JAKARTA. Kasus begal terhadap pesepeda marak terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Korbannya mulai dari masyarakat umum, artis, hingga seorang anggota TNI. Begal pesepeda menyebabkan korban luka-luka hingga mengalami kerugian materi.
Polda Metro Jaya pun menyelidiki sejumlah kasus begal tersebut. Berdasarkan laporan korban, polisi menemukan titik terang terkait aksi kejahatan tersebut.
Waktu beraksi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, pelaku kerap melakukan aksinya pada pagi hari, sejak pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB. "Dari evaluasi analisa laporan banyak kejadian itu jam 06.00 sampai dengan jam 09.00 pagi," ujar Yusri, Senin (2/11/2020).
Yusri menjelaskan, umumnya para korban mengendarai sepeda seorang diri dengan melintas di rute yang sepi. Kondisi tersebut dapat memancing pelaku kejahatan. "Nah ini jam 06.00 pagi ini setelah subuh dia jalan sendiri di tempat yang sepi," katanya.
Agar aksi kejahatan tersebut tak terulang, polisi mengimbau masyarakat agar bersepeda secara berkelompok.
Baca Juga: Meresahkan, begal mulai incar pesepeda di jalan-jalan protokol Jakarta
Polisi juga mengimbau pesepeda untuk menaruh barang berharga di tempat aman. "Barang berharga itu disimpan dan betul-betul tidak kelihatan, tidak usah memancing pelaku tersebut untuk berbuat kejahatan," ucap Yusri.
7 kasus diungkap
Yusri menyatakan, polisi telah menerima 14 laporan kasus begal pesepeda. Dari total laporan yang diterima, polisi mengklaim ada tujuh kasus yang sudah diungkap.
"Ada 14 LP (laporan polisi) yang masuk. Pengungkapan sudah kami lakukan. Selama tim khusus dibentuk, kami sudah mengungkap tujuh kasus (begal pesepeda)," kata Yusri.
Namun, Yusri tak menjelaskan secara merinci jumlah pelaku yang ditangkap dalam kasus-kasus yang telah diungkap.
Yusri mengatakan, dalam pemeriksaan, beberapa tersangka mengaku sudah membegal pesepeda antara lima sampai tujuh kali. "Saat kami periksa mengaku sudah tujuh kali, semuanya begal pesepeda. Ada yang lima kali," ujar dia.