Potensi munculnya Covid-19 gelombang kedua kian besar, GPM dorong penggunaan masker

Sabtu, 27 Juni 2020 | 10:13 WIB   Reporter: Noverius Laoli
Potensi munculnya Covid-19 gelombang kedua kian besar, GPM dorong penggunaan masker

ILUSTRASI. Ilustrasi pembuatan masker. KONTAN/Muradi/2020/02/06


MASKER WAJAH -  JAKARTA. Potensi munculnya pandemi Covid-19 gelombang kedua di Indonesia mengkhawatirkan. Apalagi tren pasien positif Covid-19 di berbagai daerah belum juga melandai, malah di sejumlah daerah ada yang meningkat. Karena itu, pandemi ini harus dianggap sebagai ancaman serius bagi Indonesia.

Inisiator sekaligus ketua Gerakan Pakai Masker (GPM), Sigit Pramono, mengingatkan hal tersebut saat peluncuran GPM secara online di pasar TanahTinggi, Tangerang, Banten, Sabtu 27Juni 2020.

“Sampai saat ini kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya mengenakan masker belum merata. Padahal dengan disiplin menggunakan masker, penularan Covid-19 bisa dicegah hingga 75%,” ujar Sigit dalam siaran pers, Sabtu (27/6).

Baca Juga: Panduan menghindari corona saat berada di kantor dan area publik

Sigit menjelaskan target utama sosialisasi Gerakan Pakai Masker saat ini adalah para pedagang pasar dan konsumen yang berbelanja di pasar tradisional karena ada kecenderungan para pedagang di pasar-pasar tradisional tidak disiplin mengenakan masker saat beraktivitas dan berhubungan dengan banyak orang.

“Bahkan ada petugas kesehatan yang diusir dari pasar ketika hendak melakukan test Covid kepada para pedagang. Ini sangat ironis,” kata Sigit.

Akibatnya, menurut Sigit, jumlah pedagang di pasar-pasar tradisional yang terpapar terus meningkat dan dikhawatirkan akan menjadi kluster baru penularan Covid-19.

Kesadaran mengenakan masker yang masih rendah tersebut, kata Sigit, akan berdampak pada kegiatan usaha di pasar-pasar tradisional karena konsumen akan merasa khawatir untuk berbelanja di sana.

Baca Juga: Corona Indonesia: Jawa Timur Kini Tertinggi, Jakarta Nomor Dua

“Belum lagi jika ditemukan pedagang yang terpaparCovid, seluruh pasar akan ditutup oleh pemerintah. Ini tentu saja merugikan pedagang dan konsumen,” tegas Sigit.

Untuk itu, GPM menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo), yang beranggotakan 9.200 pasar tradisional di seluruh Indonesia. Program ini juga didukung penuh oleh Rumah Zakat, YayasanSummarecon Peduli, GEMAS,dan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih(YPP).

Editor: Noverius Laoli

Terbaru