Produksi padi Bengkulu susut 50% akibat kekeringan

Kamis, 30 Juli 2015 | 14:13 WIB Sumber: Antara
Produksi padi Bengkulu susut 50% akibat kekeringan


BENGKULU. Produksi padi petani di wilayah Provinsi Bengkulu merosot hingga 50 % akibat kekeringan yang melanda wilayah ini dalam dua bulan terakhir.

"Hasil panen kami turun sampai 50 % karena padi kekurangan air," kata Nurjanah, petani Kecamatan Selagan Raya Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, saat dihubungi dari Bengkulu, Kamis (30/7).

Ia mengatakan dalam kondisi cuaca baik, produksi padi mencapai 4,5 hingga 5 ton per hektare turun menjadi 2,5 ton per hektare.

Menurut dia, meski air irigasi ada, padi tetap butuh hujan, terutama saat memasuki fase berbunga. "Kalau tidak ada hujan, padi stres dan mulai dihinggapi penyakit," ucapnya.

Ia mengatakan ada 350 hektare areal persawahan yang sudah memanen padi mereka di wilayah itu yang dialiri irigasi Air Kepayang.

Selain itu, seluas 80 hektare dan 27 hektare dari persawahan yang diairi irigasi Selagan Kecil dan Sungai Landai. "Panennya beriringan dan hampir semuanya mengalami penurunan produksi," ucapnya.

Produksi yang merosot membuat harga gabah kering di tingkat petani mengalami kenaikan meski sangat tipis yakni Rp500 hingga Rp1.000 per kilogram. Saat ini petani di wilayah itu menjual gabah kering seharga Rp4.500 per kilogram.

Sementara petani di Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu mengeluhkan dampak kekeringan yang membuat tanaman padi mereka mulai diserang hama.

"Air irigasi tidak sampai ke sawah kami, jadi tanah sudah pecah-pecah dan padi mulai diserang hama," kata Hasnul, petani setempat.

Ia mengharapkan pemerintah memfasilitasi bantuan pompa air untuk menyelamatkan padi mereka yang berumur lebih satu bulan.

Pantauan di areal persawahan Kelurahan Dusun Besar, lebih 200 hektare areal persawahan petani dilanda kekeringan akibat merosotnya debit air Danau Dendam Tak Sudah yang menjadi sumber air irigasi.

Sejumlah petani mengupayakan memompa air dari jaringan irigasi sekunder ke areal persawahan dengan pipa.

"Kalau letak petak sawah dengan saluran irigasi sekunder jauh, ini sulit karena perlu pipa yang panjannya ratusan meter," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru