KELAUTAN DAN PERIKANAN - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membagikan 5 ton ikan layang segar untuk 16.000 santri Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur. Pembagian ikan tersebut menjadi bagian dari perluasan gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) yang menyasar santri.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengatakan, santri adalah calon pemimpin negeri, jadi penting untuk terus mengingatkan pentingnya asupan bergizi untuk mereka.
"Salah satunya ikan dengan manfaat dan keunggulan yang dimilikinya," ujar Budi melalui keterangan tertulisnya, seperti dikutip Senin (26/2).
Budi memaparkan ikan merupakan pangan kaya nutrisi terutama omega tiga yang dibutuhkan untuk meningkatkan kecerdasan. Dikatakannya, kultur santri yang senantiasa menghafal dan sering beribadah hingga tengah malam membutuhkan asupan penjaga daya tahan tubuh.
Baca Juga: Sambut Harkannas 2023, KKP Siapkan Beragam Kegiatan Menarik
Dalam kesempatan ini, Budi sekaligus kagum dengan semangat dan kebersamaan yang ditunjukkan para santri. Terlebih bantuan ikan yang diterima langsung diolah dan dimakan bersama untuk menu sarapan dan makan sore.
Budi berharap semangat tersebut menjadi energi sekaligus inspirasi agar para santri semakin doyan dan bangga makan ikan. "Jangan lupa, kita adalah bangsa maritim. Jadi kita perlu doyan dan bangga makan ikan," jelasnya.
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat, KH Ali Ghofur mengapresiasi hadirnya pemerintah melalui KKP untuk para santri. Menurutnya, pemberian 5 ton ikan untuk 16.000 santri ini adalah komitmen bahwa KKP juga memperhatikan santri sebagai generasi penerus negeri.
Baca Juga: Peringatan Hari Ikan Nasional ke-9 di Parigi Moutong Jadi Tolok Ukur Daerah Lain
Ke depan, Ali berharap KKP terus hadir, terutama untuk memberikan gambaran peluang usaha di sektor kelautan dan perikanan bagi para santri. Menurutnya, para santri yang terbiasa mandiri telah terlatih secara mental dalam menghadapi tantangan sekaligus peluang kehidupan di masa yang akan datang.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan peningkatan angka konsumsi ikan erat kaitannya dengan pemenuhan gizi masyarakat. Termasuk juga membantu kesejahteraan pelaku utama perikanan, seperti nelayan dan pembudidaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News