Program pembagian lampu hemat energi ditunda akibat serangan kelompok bersenjata

Selasa, 04 Desember 2018 | 16:50 WIB   Reporter: Rezha Hadyan
Program pembagian lampu hemat energi ditunda akibat serangan kelompok bersenjata

ILUSTRASI. Lampu bertenaga surya


PERTAHANAN DAN KEAMANAN - JAKARTA. Peristiwa penembakan terhadap pekerja proyek jalan Trans Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berpengaruh terhadap sejumlah program kerja pemerintah di Papua. 

Salah satunya adalah program pembagian bantuan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHSE). Program yang dikhususkan bagi masyarakat di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal termasuk di Papua, terpaksa ditunda.

Direktur Jenderal (Dirjena) Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andy Noorsaman Sommeng mengungkapkan program pembagian LTHSE akan ditunda sampai kondisi benar-benar kondusif. “Nggak boleh masuk dulu, otoritas militer masih melarang ya harus tunggu dulu, seharusnya ya tanggal 13 besok,” kata dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/12).

Larangan tersebut menurut Andy disampaikan langsung oleh Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring kepada pihak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui sebuah pesan singkat. 

Kondisi Papua yang sedang tidak kondusif tentu akan sangat berbahaya bagi sejumlah pejabat yang sedang berkunjung. Bukan tidak mungkin mereka akan menjadi target serangan KKB selanjutnya.

Menurut Andy, selain program pembagian LTHSE, sejumlah proyek PLN di Papua juga ikut terganggu akibat peristiwa penembakan ini. “Logistiknya jadi terhambat ya, terutama untuk jaringan distribusinya,” kata dia.

informasi, sebanyak 31 orang pekerja proyek jalan Trans Papua ditembak oleh KKB pada Sabtu (1/12) dan Minggu (2/12). Seluruhnya merupakan pekerja PT Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Peristiwa penembakan tersebut kabarnya dipicu oleh salah satu pekerja proyek yang mengambil gambar upacara peringatan HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru