Program Solar untuk Koperasi Nelayan Siap Uji Coba di Surabaya

Kamis, 15 September 2022 | 10:00 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Program Solar untuk Koperasi Nelayan Siap Uji Coba di Surabaya

Nelayan melakukan pengisian BBM jenis solar subsidi di SPBN Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022). Program Solar untuk Koperasi Nelayan Siap Uji Coba di Surabaya.


Ketua Koperasi Bahari 64 Muhammad Sukron menyampaikan, selama ini para nelayan mengeluhkan sulitnya mendapat BBM yang murah. Dengan jarak SPBU yang jauh, para nelayan terpaksa membeli ke pengecer dengan harga yang lebih mahal.

Untuk BBM jenis solar, nelayan mendapatkan harga dari pengecer dengan harga rata-rata Rp10.000 - Rp11.000 per liter dan pertalite Rp12.000 per liter. Padahal harga yang dipatok resmi oleh Pertamina untuk solar harganya Rp6.850 dan pertalite Rp10.000 per liter.

"Dengan adanya SPBU khusus bagi nelayan yang dikelola koperasi ini menurut saya akan menjadi langkah konkrit untuk memberikan solusi bagi temen-teman nelayan dalam mendapatkan BBM. Selama ini permasalahan kami hanya soal BBM," kata Sukron.

Baca Juga: KKP Minta Permudah Akses BBM Subsidi untuk Nelayan

Adapun rata-rata kebutuhan BBM untuk nelayan setiap harinya sekitar 5 liter. Sukron optimistis kebutuhan BBM murah bisa disuplai oleh Pertamina melalui SPBU mini yang dikelola oleh koperasi.

"Kebutuhan BBM solar ini sangat berdampak luar biasa bagi teman-teman nelayan di samping itu jarak melaut kita semakin jauh sehingga ongkosnya bertambah. SPBU nelayan ini akan jadi solusi yang tepat bagi nelayan," katanya.

Direktur SME PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Amam Sukriyanto menyatakan kesiapannya untuk membantu para nelayan mendapatkan akses pendanaan yang murah. Dimana BRI mendapat mandat dari pemerintah untuk ikut menyukseskan Program Solusi Nelayan.

Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Buruh Demo di Balaikota Jakarta

Untuk itu pihaknya siap menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi nelayan untuk melakukan pembaharuan alat tangkapnya atau untuk kebutuhan produksi lainnya. "Kami memiliki satu produk bernama KUR yang sangat bisa untuk memenuhi kebutuhan nelayan dalam pengelolaan hasil tangkapannya. KUR ini masih disubsidi oleh pemerintah sebesar 3 persen," kata Amam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru